Optimalkan Pelayanan Lebih Utama

Sri Utami
13/6/2017 07:00
Optimalkan Pelayanan Lebih Utama
(MI/SUSANTO)

RUMAH Sakit Sumber Waras Jakarta terus berbenah demi meningkatkan pelayanan kesehatan.

Meski sempat masuk pusaran dugaan korupsi pembelian tanah, pihak RS tidak ingin hal itu memengaruhi kualitas pelayanan.

Kepala Humas dan Pemasaran RS Sumber Waras Tri Nurmansyah mengatakan mereka tengah meningkatkan kualitas tim medis serta sarana dan alat kesehatan.

Sejak pengoperasian gedung baru pada 2 Januari, menurutnya, jumlah pasien meningkat dari 240 menjadi 480 orang setiap hari.

"Sejak ada awal tahun RS memperbarui semua pelayanan kesehatan. Semua alat yang digunakan berteknologi canggih," kata dia.

Di antara alat canggih itu ada alat bedah operasi, laparoskopi, dan alat deteksi saraf bermasalah, C-Arm.

"Laraskopi baru ada dua di Indonesia, salah satunya kami. Kalau C-Arm itu berteknologi Eropa. Dokter jadi tidak mengira-ngira letak sakitnya, tapi langsung memberikan tindakan medis yang tepat dan cepat," terang Tri.

Alat canggih menuntut pengoperasian tenaga yang profesional.

"Tim dokter pun kami tambah dengan spesifikasi khusus, harus spesialis. Bagi kami tidak ada kata mundur untuk pelayanan RS yang lebih baik," imbuhnya.

RS tipe B yang berdiri pada 1962 itu pun merancang semua fasilitas kesehatan yang berbasis pada kemudahan dan keselamatan pasien.

Daya tampung gedung mencapai 280 pasien rawat inap.

"Tempat tidur khusus agar pasien nyaman. Setiap kamar pakai penyejuk ruangan dan pasien terus dipantau perawat menggunakan alat khusus yang tersedia di toilet dan tempat tidur," paparnya.

Semua fasilitas itu, menurutnya, dapat dinikmati pasien, baik pengguna fasilitas BPJS Kesehatan dan kartu Jakarta sehat (KJS) yang totalnya 70% dari jumlah pasien maupun pasien yang membayar dengan biaya pribadi.

"Tidak ada yang kami bedakan. Pelayanan untuk setiap pasien. Kenyamanan dan keselamatan pasien jadi prioritas. Semua kami layani sama karena kerja kami kerja kemanusiaan," tegasnya.

Saptohadi, 57, yang mendaftarkan anaknya berobat dengan menggunakan BPJS Kesehatan, mengungkapkan rasa leganya dengan pelayanan RS.

"Saya pikir anak saya akan ditangani lambat karena kami orang tidak mampu. Ternyata dugaan saya salah. Hanya menginap satu hari karena ditangani dengan baik," kata Sapto.

Heriyadi, 47, pasien rujukan dari sebuah RS di Palembang, pun punya pengalaman baik di RS itu.

"Saya sudah pasrah kalau dioperasi lama, tapi ternyata di sini sudah ada alat yang canggih itu. Semua lancar dan cepat tinggal pemulihan. Sesuailah gedung baru, pelayanan juga bagus," tutur Heriyadi yang menderita saraf terjepit itu.

Bukan milik pemprov

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan pembangunan gedung baru RS Sumber Waras bukan berasal dari anggaran pemerintah.

"Sebenarnya (RS) itu setengah punya pemerintah setengahnya lagi punya yayasan, sedangkan gedung itu milik yayasan," ujarnya.

Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif menuturkan, sejak Oktober 2016, badan anggaran DPRD tidak memberikan lampu hijau untuk penganggaran pembangunan gedung baru itu.

"Sampai saat ini masih dengan keputusan yang sama. Saat itu eksekutif minta anggaran itu, tapi ditolak karena belum jelasnya hasil laporan," kata Syarif. (Sru/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya