Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SABTU (10/6) sore Masjid Laotze dipadati jemaah.
Mereka tengah asyik mendengarkan ceramah agama. Sesi tanya jawab menjadi bagian favorit di sana.
"Setiap Sabtu di sini kami berkumpul untuk saling sharing sesama mualaf. Sekaligus mengadakan buka puasa bersama juga bersama warga sekitar," kata Han Hai Lie alias Evi, 36, yang datang bersama anak dan suaminya.
Sebagian jemaah Masjid Laotze orang Tionghoa.
Sebagian lainnya bukan.
Di antara Tionghoa muslim pun tidak hanya mereka yang pindah agama alias mualaf.
Banyak pula di antara warga Tionghoa yang memeluk Islam secara turun-temurun sejak puluhan bahkan ratusan tahun.
Sun Ken Hok atau Muhammad Naufal, 45, mengaku Masjid Lautze sudah menjadi rumah kedua baginya.
Pria yang menjadi imam atau pendakwah itu sering melayani konsultasi bagi para mualaf yang gamang karena tidak diperbolehkan masuk Islam oleh keluarga atau persoalan lain.
"Di sini banyak mualaf keturunan Tionghoa. Kalau ada benturan keluarga, solusi lebih mudah karena saya juga pernah merasakannya. Meajid Lautze sudah seperti rumah kedua bagi saya," imbuh Naufal yang mulai masuk Islam pada 1993.
Selepas salat Magrib, jemaah yang kebanyakan ibu-ibu menaiki anak-anak tangga masjid untuk menyantap hidangan berbuka puasa.
Antrean padat hampir tidak bisa bergerak.
Penjaga masjid yang asli Tionghoa sibuk mempersilakan warga yang datang.
"Silakan, Bu, kalau di lantai 3 penuh, bisa ke lantai 4 yang kosong," katanya.
Masjid yang tidak memiliki kubah itu hanya mampu menampung 300 orang di tiap lantai.
Lantai satu dan dua merupakan ruang salat, lantai tiga kantor yayasan dan lantai empat digunakan sebagai ruang serbaguna.
"Di sinilah kami belajar agama Islam. Kadang dibantu juga oleh teman-teman non-Tionghoa. Kita dipersilakan menjadi imam tiap dua rakaat saat Tarawih. Imamnya ganti tiap dua rakaat," kata Jackson, yang baru menjadi mualaf enam bulan.
Kegiatan setiap Sabtu itu sudah dilakukan dari tahun ke tahun sejak Masjid Lautze berdiri.
"Sabtu menjadi ajang bersilaturahim mengamalkan ajaran Rasulullah Muhammad SAW," ujar seorang ustadz.
Setiap Minggu, sebagai pengganti 'Sekolah Minggu' bagi mereka yang mualaf, ada pelajaran salat dan mengaji.
Setiap hari masjid ini juga terbuka untuk umum, bukan hanya Tionghoa.
Biasanya, warga ramai mulai pukul 11.00, menjelang salat Zuhur.
"Kita juga sering berinteraksi dengan ibu-ibu di wilayah sini. Kita juga tidak mau dibilang masjid yang eksklusif. Artinya, fasilitas terbuka untuk umum. Ceramah Minggu dibuka untuk umum," kata Evi yang merupakan muslim keturunan Tionghoa. (Aya/*/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved