Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
“INI kok warna merah, kok ini warna hijau, kok ini ada kepala kebo (kerbau),” kata Ganda Saputra, 36, menirukan celoteh anak-anak di Kampung Lauser kepada Media Indonesia, kemarin.
“Akhirnya saya jelasin, itu bukan kepala kerbau, tetapi kepala banteng, lambang sila keempat,” katanya sambil tertawa geli.
Dialog itu, kata Ganda, muncul saat ia tengah mengecat sebuah papan berlambang Pancasila. Papannya berukuran 1,3 meter x 1,3 meter persegi. Di atasnya telah terukir lambang Pancasila. Burung Garudanya berwarna emas. Tidak lupa kalimat Bhinneka Tunggal Ika tersemat di bawahnya.
Belakangan warga RT 08/RW 08 Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini bergotong royong membangun Tugu Pancasila. Mulai perencanaan hingga pengerjaannya dilakukan bersama-sama. Tugu Pancasila yang kini pengerjaannya baru mencapai 80 persen ini akan dipasang di depan kampung mereka menghadap ke jalan raya.
“Biar anak-anak dan keturunan kami nantinya mengerti. Yang tertanam dalam tugu tersebut apa. Supaya mereka tahu apa nilai-nilai pancasila, siapa yang mencetuskannya, sedikit demi sedikit kita juga mengajarkan kepada adik-adik kita yang masih sekolah,” kata Ganda.
Pembangunan tugu dilakukan secara bertahap. Sedikit demi sedikit, melalui uang yang didapat dari ‘kecrekan’, mereka membeli bahan-bahan bangunan. Setiap dana yang terkumpul kemudian dibelikan bahan bangunan. Ganda bertugas memikirkan rancangan desainnya, sementara bagian konstruksi dikerjakan oleh warga lain yang lebih paham. Pengerjaannya dilakukan malam hari selepas salat tarawih sebab pada pagi hingga siang hari warga harus melakukan aktivitas masing-masing.
Menurut Ganda, suatu kebetulan bahwa ide ini terkait isu kebangsaan yang mengemuka belakangan. Mereka bahkan juga sepakat menyematkan kampung yang mereka tinggali ini sebagai Kampung Pancasila sejak setahun lalu. Waktu itu warga Kampung Lauser sempat dihebohkan dengan sengketa tanah dengan PT PAM Jaya.
“Saat itu kami merasa tidak ada keadilan masyarakat di sini. Padahal, kami ada untuk negara,” tandas Ganda.
Setahun berselang barulah muncul ide pembuatan Tugu Pancasila. Bukan hanya simbolik, melainkan juga pembangunan tugu ini memiliki makna yang mendalam bagi Ganda dan warga Lauser.
Tanah di kampung itu masih disengketakan oleh PT PAM Jaya, bahkan warga di sana sudah diminta pindah. Soal ini Ganda buru-buru mengingatkan bahwa pembangunan Tugu Pancasila bukan tameng agar tidak digusur. ”Bukan ke sana arahnya, ya,” pinta Ganda. (Nicky Aulia Widadio/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved