Pasar Murah Trans-Jakarta Dikeluhkan

03/6/2017 12:45
Pasar Murah Trans-Jakarta Dikeluhkan
(MI/SUSANTO)

PASAR bahan pangan pokok murah yang digelar PT Transportasi Jakarta (Trans-Jakarta) bersama PD Pasar Jaya dan Food Station selama Ramadhan belum dapat dinikmati semua kalangan.

Sistem pembayaran hanya menggunakan ATM Bank DKI, ATM BCA, dan kartu Flazz.

"Nanti saja deh, saya enggak punya kartu-kartu itu," kata Ani, 35, salah seorang penumpang di Halte Harmoni, setelah mengetahui metode pembayaran di pasar murah itu.

Salah seorang penjaga rak berisi bahan pangan di Halte Trans-Jakarta Bendungan Hilir (Benhil) mengaku kadang ia menggunakan kartu ATM DKI milik dirinya untuk keperluan pelanggan Trans-Jakarta yang hanya bisa membayar dengan uang tunai.

"Ya enggak apa-apa, nanti mereka bayar uangnya ke saya saja. Saya gesek pakai kartu saya. Enggak banyak juga sih paling cuma satu atau dua orang," kata petugas yang enggan menyebutkan namanya itu.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia, di Halte Benhil dan Halte Dukuh Atas Satu, sejumlah pengguna fasilitas tampak hanya melihat-lihat produk yang dijajakan, tetapi tidak membeli.

Seperti Lucky, 60, warga Jakarta Timur yang merasa kebingungan setelah tahu sistem pembayaran yang berlaku.

"Saya tidak punya kartu ATM-nya," ujarnya kemudian melengos pergi dan tak jadi membeli.

Padahal, bahan pangan pokok yang dijual di 23 halte itu jauh lebih murah daripada harga pasar karena disalurkan tanpa perantara dari Gudang Food Station Tjipinang Jaya di Jalan Pisangan Lama, Jakarta Timur.

Beras 5 kg dijual seharga Rp45 ribu, gula 1 kg seharga Rp12 ribu, minyak goreng 1 liter Rp11 ribu, dan tepung terigu seharga Rp8500.

Pengamat kebijakan publik Univeristas Trisakti Nirwono Joga mengatakan sistem di pasar murah itu belum tepat sasaran.

"Penjualan bahan pangan murah sebenarnya untuk siapa? Kalau buat masyarakat bawah mereka belum tentu pengguna bus Trans-Jakarta dan belum tentu punya kartu ATM," ujarnya.

Dia pun menilai Trans-Jakarta sebaiknya fokus pada kemudahan transportasi, bukan penjualan pangan murah.

Humas PT Trans-Jakarta Wibowo mengatakan pasar murah yang dimulai sejak 27 Mei itu tidak memberlakukan pembayaran tunai guna mendukung program Pemprov DKI untuk menciptakan cashless society. (Aya/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya