Pengamanan Halte TransJakarta Diperketat dengan Metal Detector

Sri Utami
28/5/2017 16:44
Pengamanan Halte TransJakarta Diperketat dengan Metal Detector
(ANTARA/Rivan Awal Lingga)

PT TransJakarta akan menerapkan sistem keamanan baru di beberapa haltenya. Sistem keamanan tersebut di antaranya menyiapkan metal detector dan tim khusus yang memantau setiap aktivitas melalui closed circuit television (CCTV).

Hal ini langsung diperintahkan oleh Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat usai memeriksa tepat kejadian ledakan bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu Jakarta Timur.

"Khusus untuk halte dalam waktu dua minggu segera dibersihkan dan direnovasi. Untuk tempat keramaian seperti ini lampunya harus lebih terang dan CCTV juga harus lengkap yang akan mengawasi setiap saat. Semuanya harus selesai sebelum lebaran," tegasnya di Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur, Minggu (28/5).

Tidak hanya kelengkapan seperti metal detector, Djarot meminta sistem pemeriksaan rinci semua pengguna TransJakarta termasuk petugas sebelum masuk ke halte. Hal ini ditegaskan Djarot bukan untuk mempersulit akses menggunakan sarana umum melainkan untuk menjamin keamanan masyarakat.

"Seperti kita masuk ke tempat keramaian diperiksa dulu.Mungkin pertama kurang nyaman tapi selanjutnya akan terbiasa. Jadi saya mohon para pelanggan untuk bisa memberikan kesadaran, terutama di halte-halte yang nyaman dan strategis," tuturnya

Lebih lanjut dikatakan selain menyiapkan sistem keamanan internal dari perusahaan BUMD tersebut, pemeritah akan menggandeng kepolisian untuk menindaklanjuti.

"Memang pengadaan internal dulu. Tapi tentu saja kepolisian juga akan terlibat untuk mengamati gerak-gerik orang yang ada terpantau di CCTV yang mencurigakan," imbuhnya

Di sisi lain, Direktur PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono mengatakan pengadaan metal detector akan dilakukan bertahap. Namun untuk saat ini alat dan tim tersebut lebih diutamakan untuk halte yang memiliki intergrasi luas.

"Kami sudah siapkan. Memang untuk seluruh halte tapi dilakukan bertahap. Kami harapkan untuk minggu depan udah mulai jalan dengan metal detector," terangnya.

Menurut Budi jumlah TransJakarta hingga saat ini berjumlah 238 lengkap dengan 1.500 unit CCTV. Namun diakuinya sistem keamanan tersebut masih kurang maksimal termasuk petugas untuk memantau aktivitas halte melalui kamera pengintai itu.

"Jadi memang sudah efektif. Nanti operate control room kami akan mempekerjakan sekitar 300 orang yang fokus untuk memperhatikan setiap CCTV," jelasnya.

Sementara itu menurut pengamat tranportasi Joko Setyawarno menilai langkah antisipasi yang diintruksikan mantan Wali Kota Blitar itu sudah tepat. Jakarta sebagai Ibu Kota sudah saatnya melengkapi fasilias umumnya dengan sistem keamanan yang canggih salah satunya metal detector.

"Langkah itu sudah tepat. Sistem keamanan yang ketat seperti di bandara juga harus diterapkan di tempat lain seperti halte bus," ujarnya

Ledakan bom yang terjadi di terminal Kampung Melayu tersebut menunjukan sasaran yang sudah beralih ke tempat keramaian publik. Joko juga mengatakan pemerintah bisa mencontoh Hong Kong sejak dulu dengan sistem keamanan stasiun yang memadai.

"Jika dilihat kejadian itu artinya sasaran sudah berpindah ke tempat yang sangat mudah diakses publik atau fasilitas publik. Di Honkong semua publik yang akan masuk ke kereta harus diperiksa dulu dengan peralatan khusus seperti sinar X. Sudah saatnya faslitas umum menerapkan cara ini," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya