Pancasila Diciptakan Untuk Perbedaan

Sri Utami
27/5/2017 11:45
Pancasila Diciptakan Untuk Perbedaan
(MI/RAMADANI)

ENDANG Puji Nurmawati,58, tidak bisa menahan air matanya pagi itu. Lagu Tanah Air yang dinyanyikannya di depan pendopo Balai Kota menambah remuk perasaannya atas kondisi bangsa yang mudah tersulut kebencian dan saling menghujat.

"Sedih rasanya melihat kondisi bangsa yang mudah sekali tersulut kebencian, saling menghujat dan menyakiti karena perbedaan seperti sekarang. Padahal Pancasila itu diciptakan untuk perbedaan," ujarnya

Wanita asal Semarang ini hadir pagi-pagi sekali kantor gubernur DKI Jakarta, Sabtu (27/5) untuk melakukan aksi seribu origami burung perdamaian yang terbuat dari kertas lipat. Meski tidak sempat membuatnya Endang bersama puluhan peserta aksi dari berbagai latar belakang ikut menata burung kertas simbol perdamaian dunia itu menggunakan tali.

Karya seni melipat kertas itu pun digantungkan menumpuk di sebuah kerangka yang dibuat berbentuk persegi. Di sekelilingnya peserta aksi bergantian mengabadikan karya tersebut dengan swafoto.

"Saya berharap tidak ada lagi kepentingan politik yang akhirnya memecah persatuan bangsa. Tidak ada lagi yang menggunakan kedok agama demi mencapai kekuasaan," terang Endang

Sementara itu koordinator aksi seribu burung pedamaian Suzanna Marlin mengatakan aksi ini sebagai upaya menciptakan kembali persatuan. Masyarakat dari berbagai daerah meresponas aksi tersebut dengan berkumpul di Jakarta dan membuat burung kertas sebgai simbol perdamaian.

"Kami yang berkumpul di sini ingin menyatakan kecintaan kami terhadap bangsa. Dan perdamaian itu bisa diciptakan oleh kita masing-masing," kata Suzanna.

Dia menuturkan masyarakat merindukan kedamaian dan sikap saling menghargai perbedaaan. Kondisi berpolitik masyarakat yang belum matang membuatnya mudah untuk dijadikan alat pemecah persatuan.

"Dengan origami ini mari kita maknai bahwa perdamaian diciptakan dengan kesabaran dan ketelitian agar kita semua kembali bersatu. Bahwa damai itu ada," tegasnya

Suzanna juga menambahkan cukup terkejut dengan respon masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam aksi ini. Masyarakat dari berbagai daerah antara lain Jabodetabek, Semarang, Bali, Surabaya, Solo, Bandung dan Kalimantan Timur merespon cepat dan ikut dalam aksi damai tersebut.

"Ini sebagai bukti bahwa masyarakat inginkan kedamaian itu. Dan kami percaya kedamaian dan persatuan itu bisa kita ciptakan lagi dengan lebih baik," pungkasnya.

Sekarang, usai ribuan bunga papan aneka warna menghias halaman Balai kota DKI Jakarta, teras Balai Kota DKI Jakarta dipenuhi ribuan origami burung perdamaian putih. Lipatan origami ini menjadi simbol perdamaian dunia yang diambil dari kepecayaan masyarakat Jepang."Ini adalah aksi solidaritas atas kerinduan kami untuk terciptanya kedamaian di negeri ini,"imbuh Suzanna.

Sebanyak 16.500 burung origami sudah terkumpul. Semua karya seni perdamaian ini dipajang dan disusun berbaris di lantai teras pendopo Balai Kota.

"Dengan berkarya, kita memiliki kebebasan untuk mengeluarkan semua yang kita rasakan. Mungkin kita tidak bisa berteriak, tapi lewat karya yang kita buat, kita dapat menggambarkan kecintaan kita pada kedamaian di Indonesia," ujarnya.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya