Berolahraga di Celah Kepadatan Kendaraan

SM/J-2
16/5/2017 09:56
Berolahraga di Celah Kepadatan Kendaraan
(Pekerja mengecat jembatan Sungai Cisadane, Tangerang, Banten, Selasa (12/5/2016). Pengecetan itu merupakan bagian dari revitaslisasi Sungai Cisadane. -- ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

KOTA Tangerang sedang bergairah mengurusi jembatan. Pada usia ke-24 sekarang, Kota Tangerang mendapat dukungan dana Rp83 miliar dari Pemerintah Provinsi Banten untuk membangun tiga jembatan.
Jembatan pertama diba­ngun di Jalan Dadang Suprapto, Gerendeng, Kota Tangerang, yang menghubungkan Jalan Dadang Suprapto-Benteng Makasar.

Letaknya persis di belakang Mal Robinson. Jembatan dibangun secara melintang dengan melintasi Sungai Cisadane untuk akses jalur dari Jalan Suprapto ke Jalan Daan Mogot atau Jakarta Barat.

Saat ini jembatan yang tersedia memang ada dua, tapi digunakan untuk dua arah berlawanan. Setelah pembangunan jembatan Jalan Suprapto selesai pada Agustus atau selambatnya akhir tahun ini, dua jalur jembatan yang ada sekarang akan digunakan secara utuh buat kendaraan dari arah Jalan Daan Mogot menuju Jalan Merdeka.

Jembatan sepanjang 115 meter dengan lebar 11 meter tersebut tergolong mewah dan akan dilengkapi dengan atap, sarana pejalan kaki, serta akses untuk olahraga.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah saat peletakan batu pertama menyatakan pembangunan jembatan bertujuan mengurai kemacetan lalu lintas karena semakin padatnya kendaraan. Kendaraan di kawasan tersebut umumnya datang dari arah Jakarta Barat.

Jembatan kedua, ungkap Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang Nana Taryana, ialah Jembatan Shinta yang akan menyambungkan Jalan Teuku Umar dengan Jalan Jenderal Sudirman. Pembangunan jembatan dibuat secara sejajar dengan jembatan lama agar kendaraan yang datang dari Jalan Jenderal Sudirman menuju Teuku Umar menjadi satu arah. Sementara itu, kendaraan dari arah sebaliknya dapat menggunakan jembatan lama.

Begitu pula dengan Jembatan KS Tubun-Sitanala. Pemba­ngunannya dibuat dengan sejajar agar kendaraan dari arah berlawanan tidak menumpuk di satu jembatan. Jembatan ini merupakan akses dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta lewat pintu belakang. “Ketiga jembatan dibangun atas bantuan dana Provinsi Banten,” papar Nana.

Rincian biaya pembangunan ialah Jembatan Shinta menghabiskan dana sekitar Rp20 miliar, Jembatan KS Tubun-Sitanala Rp30 miliar, dan Jembatan Jalan Dadang Suprapto Rp33 miliar. “Ketiga jembatan dibangun sebagai upaya mengatasi tumpukan kendaraan di satu lokasi,” jelas Nana. (SM/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya