Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DAHULU, pendopo Balai Kota di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, jarang terlihat sepi di pagi hari.
Biasanya setiap pukul 07.00 WIB, warga yang ingin bertemu Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah berbaris.
Begitu tiba di kantor, satu per satu warga akan dilayani Ahok.
Di sela-sela itu, tak jarang warga meminta berswafoto dengan Ahok.
Namun, pemandangan itu tidak lagi tampak tiga hari belakangan.
Sejak Ahok divonis penjara pada Selasa (9/5), pendopo semakin ramai oleh warga yang ingin mengadu, memberikan dukungan, atau sekadar berfoto.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pun mulai kewalahan.
Akhirnya ia memutar otak untuk menjaga Balai Kota tetap tertib.
Mulai Jumat (12/5) pagi, warga yang datang untuk melaporkan aduan disambut dengan perlakuan berbeda dari hari biasanya.
Mereka diminta berbaris sesuai jenis aduan.
Pada Jumat pagi itu, pukul 07.45 WIB, Djarot tiba di Balai Kota mengenakan baju batik hitam dan putih.
Sejak menjabat sebagai Plt Gubernur, Djarot yang biasanya masuk kantor melalui pintu samping sekarang masuk melalui pintu utama Balai Kota menuju Balairung kemudian naik ke lantai dua ruangannya.
Saat ia tiba, lima meja dengan masing-masing dua petugas sudah tersedia. Meja-meja itu bertuliskan kategori aduan yang akan dilayani, yakni kesehatan, pendidikan, perumahan, Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP), dan pelayanan umum.
"Selama ini banyak masuk dan ditangani Pak Ahok. Kita gunakan per bidang agar lebih tertib, lebih enak dan kami juga bisa berkonsentrasi. Tentunya jadi tidak tercampur-campur," tutur Djarot tentang sistem pengaduan baru itu.
Pagi itu Djarot menyempatkan diri ikut mendengarkan aduan warga soal BPJS Kesehatan.
Di tengah-tengah pengaduan, warga pun disuguhi teh hangat dan biskuit.
Air mineral dalam gelas kemasan gratis untuk diminum.
"Kemarin kan Pak Ahok saking baiknya itu semuanya (dilayani). Habis ngomong kesehatan, lalu pendidikan, sengketa tanah. Pusing," imbuhnya mengenang saat-saat sebelum ditinggal Ahok.
Djarot mengakui belum banyak warga yang tahu aduannya masuk kategori mana. Ada warga yang masuk barisan soal pendidikan, padahal persoalan yang dibawa tentang perizinan.
Untuk itu, ia berencana akan mengatur setiap SKPD 'berpraktik' di hari yang berbeda.
Sistem itu disebut Djarot mirip dengan dokter.
"Misalkan dibuat, pendidikan kesehatan, Senin dan Rabu, atau Jumat. Dengan cara itu akan lebih banyak (aduan) yang tertampung. Jadi ini kayak praktik dokter spesialis, praktik pemerintah melayani warganya," imbuh Djarot.
Lewat obrolannya dengan Ahok di Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (9/5), ia mendapat dukungan tentang sistem baru ini.
"Dia (Ahok) bilang, 'Apa pun yang Mas Djarot kerjakan, saya pasti setuju," tuturnya. (Yanurisa Ananta/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved