Jakarta Berhasil Jaga Harga Pangan

Yanurisa Ananta
06/5/2017 13:35
Jakarta Berhasil Jaga Harga Pangan
()

BADAN Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat pergerakan harga-harga atau indeks harga konsumen Jakarta pada April 2017 mengalami penurunan (deflasi) sebesar 0,02% dibandingkan bulan Maret (month-to-month).

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata tiga tahun belakangan yang mengalami inflasi 0,01%.

Rinciannya, penurunan harga dari kelompok bahan makanan turun 1,14%, kelompok kesehatan turun 0,22%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, turun sebesar 0,02%.

"Jumlah pasokan yang semakin membaik menjelang puasa tahun ini membuat harga kebutuhan pangan di pasar turun. Langkah Pemerintah Provinsi DKI menjaga stok komoditas juga membantu," kata Kepala Biro Perekonomian Pemprov DKI Sri Haryati, kemarin.

Pada kelompok bahan makanan, tiga komoditas memberi sumbangan deflasi yakni cabai merah, bawang merah, serta cabai rawit.

Pasokan ketiga bahan makanan sudah pulih dan distribusi ke DKI membaik.

Selanjutnya, guna menjaga stabilisasi harga komoditas tersebut, Perusahaan Daerah Pasar Jaya mengadakan sistem penyimpanan berupa controlled atmosphere storage (CAS) sehingga dapat memperbaiki distribusi bahan pangan untuk menjaga cadangan.

Di Pasar Induk Beras Cipinang, untuk stok komoditas pangan seperti beras, misalnya, tersimpan sebanyak 36.190 ton.

Besaran itu sudah cukup aman untuk persediaan beras warga Jakarta.

Kondisi demikian, lanjut Sri, mampu membangun ekspektasi positif di masyarakat bahwa Pemprov DKI memiliki stok bahan pangan yang cukup.

Untuk mengantisipasi kecenderungan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang bulan Ramadan, Tim Pengendalian Inflasi DKI juga sudah berkoordinasi dalam menjaga stabilisasi harga pangan.

"Pemprov DKI antara lain menyiapkan beberapa program melalui pasar murah di 70 titik lokasi serta pasar murah pada gelaran Festival Jakarta Great Sale," imbuh Sri.

Waspadai spekulan

Meski pergerakan harga bahan pangan mengalami deflasi 0,02%, Kepala Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Pardosi mengingatkan supaya mewaspadai spekulan.

Penimbunan barang akibat kebutuhan pangan yang membeludak dapat menyebabkan permintaan semakin banyak.

Permintaan yang banyak di saat pasokan sedikit dapat menyebabkan kenaikan harga.

Pardosi memprediksi pada bulan Ramadan dan menjelang Lebaran, Jakarta bisa menghadapi inflasi hingga 1% jika tidak mampu menjaga stabilitas harga. Momentum juga harus diperhatikan.

Jangan sampai kasus Januari inflasi mencapai 0,99% terulang.

Saat itu, kenaikan biaya administrasi perpanjangan STNK sangat memengaruhi daya beli masyarakat.

"Sepertinya dari Ramadan sampai Lebaran tidak ada sentimen seperti itu. Murni Pemprov DKI harus bisa menjaga stabilitas harga pangan," tandas Pardosi.

Sebelumnya, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan penurunan harga disebabkan program distribusi telah jauh lebih baik.

Melalui program Kartu Jakarta Pintar, warga DKI mampu membeli bahan pangan dengan harga murah.

"Sekarang orang beli daging Rp35ribu per kg. Kami subsidi sepanjang tahun. Beras premium juga dihargai Rp6 ribu per kg. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya