Meter Parkir Bikin Ormas Kehilangan Jatah

MI
05/5/2017 10:08
Meter Parkir Bikin Ormas Kehilangan Jatah
(ANTARA/Rivan Awal Lingga)

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku heran jika program meter parkir disebut-sebut telah mematikan lapangan pekerjaan para juru parkir. Padahal, program itu justru membutuhkan banyak juru parkir guna menjaga kawasan-kawasan yang menerapkan sistem tersebut. "Dengan sistem meter parkir, pendapatan daerah jadi lebih tinggi. Maka itu, kami mau rekrut lebih banyak lagi juru parkir," kata Basuki di Balai Kota, kemarin (Kamis, 4/5).

Berdasarkan laporan Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Wakadishub) DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, pendapatan parkir dari area yang menggunakan sistem meter parkir meningkat empat kali lipat.

Contohnya ada di Jalan Agus Salim atau Jalan Sabang. Sebelum ada meter parkir di sana, perolehan juru parkir Rp500 ribu-Rp1 juta tiap hari. Setelah ada meter parkir, pendapatan di Jalan Sabang bisa mencapai Rp8 juta per hari.

Kenaikan pendapatan daerah itu, kata Basuki, disebabkan perolehan uang parkir langsung masuk ke kas daerah. "Meter parkir itu sebetulnya tidak mengubah sistem tarik duit dari juru parkir. Hanya, juru parkir sekarang tidak boleh lagi mengantongi uang parkir itu dalam bentuk kontan," ujar Basuki.

Keberadaan mesin-mesin parkir elektronik tersebut, ujar dia, berfungsi mencegah uang parkir masuk ke kantong pihak tak bertanggung jawab.

"Sistem meter parkir itu tidak akan mengurangi juru parkir. Hanya ormas tertentu yang minta jatah uang parkir itu yang hilang. Yang dicuri dan yang enggak jelas disetor, itu yang hilang. Kalau juru parkir, kami akan rekrut banyak," ungkap Basuki.

Sebelumnya, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, berencana menghapus sistem meter parkir yang baru diterapkan beberapa bulan di sejumlah kawasan Ibu Kota. Ia menilai sistem meter parkir tidak sesuai dengan karakter warga Jakarta. Menurutnya, sistem meter parkir hanya cocok diterapkan di negara-negara dengan karakter masyarakat individualis. Hal itu, disebut Sandi, berbeda dengan karakter masyarakat Indonesia. "Kalau kita lihat di sini, kita mau parkir ada yang bantu. Mau belanja, ada yang bantu. Jadi, memang banyak lapangan pekerjaan yang dibutuhkan," kata Sandi. (MTVN/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya