Korban Pencabulan Coba Akhiri Hidup

Kisar Rajagukguk
02/5/2017 10:57
Korban Pencabulan Coba Akhiri Hidup
(Ilustrasi pencabulan---MI/Ramdani)

GADIS, 24 tahun, warga Kampung Pondok Ranggon, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, nekat mencoba mengakhiri hidupnya, kemarin (Senin, 1/5). Ia korban pencabulan yang disertai dengan kekerasan. Ia nekat menenggak racun serangga lantaran stres menanggung malu dan pelaku masih bebas. Padahal, kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polres Depok. Beruntung, nyawanya masih bisa diselamatkan. Kini ia terbaring lemas, seperti orang gila menunggu keadilan.

Selamet, 44, orangtua korban, kepada Media Indonesia, mengatakan anak gadisnya sejak dicabuli pada 19 April 2017 oleh Sutarno, 46, terus mengurung diri di dalam kamar. “Sejak kejadian itu anak saya murung dan mengurung diri di kamarnya. Dia tidak mau makan dan mandi tatapan matanya kosong,” ujar Selamet, kemarin (Senin, 1/5).

Selamet menduga anaknya diguna-guna (disihir) pelaku. Setiap menjelang tidur malam, anaknya selalu dibayang-bayangi lelaki tinggi bertubuh tegap, berpakaian serba hitam. “Anak saya ketakutan dan menyebut wajahnya mirip Sutarno (pelaku),” ungkap Selamet.

Sehari sebelum menenggak racun, Minggu (30/4), jelas Selamet, anaknya membanting beberapa gelas dan piring di rumahnya. Korban juga sering ke dapur untuk mengambil pisau dan korek api. “Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, pisau dan korek api kami sembunyikan,” imbuhnya.

Kasus yang menimpa anaknya sudah dilaporkan ke Polres Depok dengan Surat Tanda Pengaduan/Laporan Nomor: STPLP/1179/K/IV/2017/ PMJ/Resta Depok, yang ditandatangani Kepala Unit Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Depok Inspektur Satu Suprihatin.

Selamet menuturkan, dari cerita anaknya, Sutarno melakukan aksinya di rumahnya. Sebelum kejadian, anaknya menemui Ernawati (istri pelaku) di rumahnya, Kampung Pondok Ranggon RT 002 RW 06 Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, pukul 20.00. Sutarno yang sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi daring pulang dan ikut nimbrung ngobrol.

Karena malam sudah larut, Ernawati menyuruhnya untuk menginap di rumahnya. Pagi harinya, saat Ernawati mengantarkan anaknya sekolah, Sutarno mendekati korban yang duduk di kursi tamu sambil menonton TV.

“Dia memaksa saya menonton pornografi di ponselnya dan minuman teh serta memaksa saya menghirup bau nafas dari mulutnya. Lalu kepala pusing dan tak sadarkan diri. Pada saat itu dia mencabuli saya,” ujar Selamet saat mengisahkan tragedi anaknya.

Kasus tersebut, menurut Inspektur Satu Suprihatin, sudah dituangkan di berita acara pemeriksaan (BAP). Pelaku belum ditahan karena aparat menunggu hasil visum. “Kalau surat visumnya keluar, pelaku kami tahan,” dalihnya. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya