Damai Niscaya di Dewi Sartika

Akmal Fauzi
02/5/2017 08:48
Damai Niscaya di Dewi Sartika
(Grafis/Ebet)

TAWURAN di Ibu Kota semakin mengkhawatirkan. Di Jalan Dewi Sartika, Kramat Jati, Jakarta Timur, tawuran kembali marak. Minggu lalu, setidaknya sudah tiga kali terjadi tawuran di wilayah tersebut.

Aksi lempar batu begitu bergemuruh. Ketika musuh terluka dan berdarah, warga semakin bernafsu untuk menyerang. Ada pula yang melemparkan petasan besar agar tubuh musuh terbakar.

Selalu dan selalu senjata tajam dibawa kedua-belah pihak ke arena tawuran antara warga Batalyon Siliwangi dan warga Taman Harapan. Mereka tidak segan membacok dan merusak fasilitas umum.

Pada Senin (24/4) lalu, dua pemuda menjadi korban sehingga harus dilarikan ke RS Polri, Kramat Jati. Keduanya mengalami luka bacok di bagian kepala.

Penyebab tawuran dua kelompok warga itu ialah masalah klasik. Padahal, tempat tinggal mereka berseberangan. “Ya sebenarnya masalah lama dan sepele, yaitu rebutan lahan parkir. Kadang karena saling ejek pun sudah berbuah tawuran dan menakutkan satu kampung,” tutur Reyhan, warga Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur.

Lahan parkir yang dimaksud ialah putaran balik arah (U-turn) di Jalan Dewi Sartika, tepatnya di depan Rumah Sakit Budi Asih. Biasanya ada warga yang mengatur lalu lintas di jalan tersebut dan mereka berharap mendapatkan uang dari pengguna jalan.

Tawuran dua kelompok warga itu biasa terjadi saat sore dan malam hari. “Kalau sudah ada pemuda yang nongkrong di pinggir jalan pasti sudah tanda-tanda. Itu bisa 1 jam lebih (tawurnya),” ucapnya.

Selasa (25/4) lalu, pihak Polres Jakarta Timur bersama Kecamatan Kramat Jati serta perwakilan kedua pihak melakukan pertemuan. Warga sepakat berdamai dan meminta penegak hukum menindak tegas para provokator yang sering memicu tawuran.

Camat Kramat Jati Eka Darmawan mengungkapkan dari pertemuan itu ada masukan supaya pemerintah membina sejumlah warga eks RW 10 kompleks Batalyon Siliwangi. Orang-orang tersebut disebut kerap jadi pemicu sehingga tawuran meluas.

“Para RW akan mengadakan rapat untuk mengidentifikasi orang yang mengontrak. Mereka itu eks warga RW 10 yang dulu digusur pihak Kodam Jaya. Mereka sekarang tinggal di RW sekitar itu juga,” kata Eka.

Setelah didata, mereka akan diminta membuat surat pernyataan agar tidak melakukan tawuran lagi karena berdampak negatif bagi orang lain dan telah membuat warga merasa resah. “Kami bukan mengkriminalisasi. Tujuan kami memberi pemahaman agar tidak membuat resah lingkungan penduduk setempat,” ujarnya.

Saling menjaga
Parkir U-turn telah ditutup agar tidak lagi dijadikan sebagai alasan untuk tawuran. Namun, penutupan U-turn ternyata belum juga menyelesaikan masalah.

Saling pandang yang kemudian berubah menjadi ejek bisa tiba-tiba memicu tawuran. “Karena itu kami memberikan pemahaman agar sama-sama saling menjaga,” ucap Eka.

Keresahan atas seringnya terjadi tawuran terlihat dari banyaknya eks warga RW 10 yang meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memindahkan mereka ke rumah susun. Total sudah 181 kepala keluarga yang mengajukan permohonan agar menjauh dari lokasi tawuran.

Mereka akan ditempatkan ke beberapa rusun. Salah satunya Tipar Cakung, Jakarta Timur. “Kami sudah sampaikan surat dan sudah disetujui Pak Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Sekarang masih proses pemindahan,” imbuh Eka.

Berbagai upaya tetap dilakukan pihak kecamatan bersama aparat kepolisian untuk mendinginkan suasana. Sebanyak 600 personel kepolisian sempat disiagakan dan secara bertahap akan dikurangi.

Polisi telah menangkap dua orang terkait dengan peristiwa tersebut. Kapolsek Kramat Jati Komisaris Supoyo menjamin kondisi lokasi tawuran telah kondusif.

Namun, sejumlah personel kepolisian masih ditugasi untuk memantau mereka agar tawuran tidak terjadi lagi. “Sudah tidak ada tawuran lagi,” kata Supoyo.

Dua orang yang ditangkap berinisial F dan EK. F merupakan pelaku yang membacok Albert dengan celurit. Sementara itu, peran EK masih didalami pihak kepolisian. (Nic/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya