Stiker Integerasi KWK Trans-Jakarta Harus Diperbesar

Gana Buana
27/4/2017 16:01
Stiker Integerasi KWK Trans-Jakarta Harus Diperbesar
(Sejumlah angkutan umum KWK sedang menunggu penumpang---MI/Arya Manggala)

SEJAK 3 April lalu, program integerasi antara PT Transportasi Jakarta (Trans-Jakarta) dan Koperasi Wahana Kalipika (KWK) sudah berjalan. Namun, banyak warga Kota Jakarta yang tak mengetahui mana saja angkutan KWK yang sudah terintegerasi.

Widya, salah satu warga Kampung Rambutan, Jakarta Timur mengaku nyaris tak bisa membedakan mana saja angkutan KWK yang udah terintegerasi dengan PT Trans-Jakarta dan mana angkutan yang belum terintegerasi. Sebab, tanda-tanda yang dimiliki angkutan tersebut hanya berupa stiker kecil yang tertempel di kaca bagian depan angkutan tersebut.

"Hampir tak bisa dibedakan antara yang sudah terintegerasi dan tidak, orang stiker yang depannya kecil banget kok," kata Widya di Jakarta, Kamis (27/4).

Padahal, lanjut dia, operator bisa saja menukar posisi stiker bertulisan terintegerasi dengan bus Trans-Jakarta lebih besar di bagian muka. Agar, penumpang pun lebih mudah memilih bus tanpa rasa risau. "Ini justru lebih besar bagian belakang, bukan yang di depan. padahal kan kita naik angkutan yang dilihat tampak depannya dong," kata pelanggan KWK jurusan Cililitan-Munjul ini.

Selain itu, Widya pun mengaku sopir KWK pun masih kurang disiplin. Sebab terkadang mereka masih ngetem di beberapa titik ketika jam operasional menjadi 'feeder' bus Trans-Jakarta. Bahkan, di beberapa waktu mereka tak selalu disiplin menggunakan seragam yang harusnya dikenakan oleh sopir angkutan KWK lainnya.

"Masih banyak pelanggran yang dilakukan sopir di lapangan," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum KWK Jakarta Laode Djeni Hasmar mengakui, sejak mulai terintegerasi oleh PT Trans-Jakarta masih banyak hambatan yang terjadi di lapangan. Salah satunya adalah soal kedisiplinan pengemudi.

"Memang masih banyak hambatan, namun program integerasi ini sudah berjalan baik," kata Laode. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya