Ketika Haru Menyeruak di Kelurahan Cilincing

Intan Fauzi/J-4
18/4/2017 09:48
Ketika Haru Menyeruak di Kelurahan Cilincing
(Warga beraktivitas di permukiman kumuh di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (5/1). Pemprov DKI Jakarta memilih 18 rumah warga dalam bedah rumah tahap pertama di kelurahan tersebut. -- MI/Panca Syurkani)

SULASTRI tak kuasa menahan haru ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat datang ke rumahnya, kemarin siang. Sulastri ialah warga Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara. Rumahnya akan masuk program percontohan bedah rumah Pemprov DKI.

Perasaannya meluap-luap ketika Djarot menengok atap rumahnya yang hampir roboh. “Saya berterima kasih sekali ada prog­ram ini,” ujar perempuan berusia 45 tahun itu seraya menitikkan air mata.

Sudah 35 tahun ia tinggal di rumah yang terletak di RT 015 RW 03 itu. Tak terbayangkan.

Setengah berbisik di telinga Sulastri, Djarot berujar, “Program bantuan tersebut memang sudah kewajiban pemerintah. Semoga ini bermanfaat untuk ibu dan keluarga. Ibu bisa hidup sehat di rumah yang layak.”

Seusai dari rumah Sulastri, Djarot meninjau kondisi rumah lain yang akan dibedah. Ada 83 rumah yang akan dibedah di kelurahan itu. Pemprov DKI memilih 18 rumah dalam bedah rumah tahap pertama. Sebagian besar kondisi rumah memprihatinkan. Bahkan, ada rumah beratap sangat rendah sampai-sampai Djarot harus menunduk untuk masuk.

Satu-satunya rumah yang sudah selesai dibedah saat itu ialah milik Nursiah, 60. “Dulu rumah ini mau ambruk bagian atasnya, lantainya kebanjiran karena lantainya rendah banget,” tuturnya.

Suatu hari Ketua RT 015 datang ke rumah Nursiah dan mengabarkan program bedah rumah. Ia meminta KTP dan kartu keluarga sebagai syarat administrasi. “Enggak lama ada dari kelurahan yang datang memotret rumah,” ujarnya mencoba mengingat-ingat.

Tidak ada desain khusus yang diminta Nursiah. Pasukan pelangi--yang merenovasi rumah seluas 72 meter persegi itu--mengganti bagian atap, dinding, dan lantai rumah. Kini atap rumah Nursiah sudah menggunakan baja ringan. Meski belum dipasangi plafon, rumah itu sudah aman dari risiko ambruk. “Plafon, ya, mungkin dari kita sendiri, tapi saya sudah terima kasih rumah sudah dibetulin, enggak kebanjiran dan bocor lagi,” tuturnya. (Intan Fauzi/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya