Pemprov DKI Targetkan 5 Tahun

Yanurisa Ananta
17/4/2017 08:41
Pemprov DKI Targetkan 5 Tahun
(MI/Panca Syurkani)

REVITALISASI kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat, akan rampung dalam waktu lima tahun. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan salah satu kendala dalam proses revitalisasi ialah sebagian besar gedung ialah milik badan usaha milik negara (BUMN). Alih kepemilikan aset dari BUMN ke Pemprov DKI perlu persetujuan presiden.

“Kita harap tidak sampai lima tahun selesai. Saya tidak mau selesai 20-30 tahun lagi. Ada yang pernah bilang ke saya untuk merevitalisasi Kota Tua butuh puluhan tahun. Lemas saya de­ngarnya,” ucapnya di Gedung Seni Rupa dan Keramik dalam acara kick-off revitalisasi Kota Tua, kemarin.

Saat menjabat wakil gubernur, ujar Basuki, ia sempat bersurat ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta sejumlah aset BUMN dikelola Pemprov DKI. Namun, Pemprov DKI tidak mendapat jawaban. Lalu dibentuklah konsorsium swasta sehingga pembiayaan proyek dilakukan bersama.

“Sekarang ada perusahaan konsorsium, jadi lebih cepat. Sudah mulai kelihatan, catnya sudah mulai rapi. Pertama, kita ingin bagian luar gedung dirapikan, lah,” lanjutnya.

Selain kendala itu, menurut Basuki, revitalisasi kerap berjalan lambat karena penemuan benda bersejarah. Misalnya di Kali Besar, yang bersisian dengan Kota Tua, ditemukan tanggul-tanggul beton dan fondasi bersejarah. Di Luar Batang, Jakarta Utara, revitalisasi bahkan dihentikan lantaran ditemukan gerbang jembatan tua.

“Kita waktu kerjakan itu tidak pernah terpikir bahwa di sungai itu ada (benda bersejarah). Itu jadi buat lambat, tapi secara prinsip progres jauh lebih cepat daripada dulu,” jelas Basuki.

Mengawali revitalisasi
‘(Semoga) mampu menjadi destinasi wisata dan memajukan ekonomi DKI, terutama UMKM’, tulis Ahok pada spanduk putih dalam kegiatan kick-off yang ditandai dengan pengecatan ulang Gedung BUMN PT Kerta Niaga.

Direktur Manajer Konsorsium Kota Tua Jakarta Eddy Sambuaga menjabarkan ada 13 gedung yang akan direvitalisasi. Salah satunya ialah Gudang Ontel yang kini 50% bangunannya dalam kondisi bolong. Nantinya, gedung tersebut akan dijadikan ruang komunitas seni, terutama dalam bidang perfilman independen.

Ada pula Gedung Rotterdam Lloyd yang akan dimanfaatkan pengusaha industri kreatif. Sementara itu, Gedung Kerta Niaga 2 akan digunakan sebagai hostel dan marketplace untuk para backpacker.

“Saat ini backpacker memang ada, tapi mereka tidak menginap di sini. Nanti, saat malam Kota Tua tetap hidup. Bukan kawasan yang hanya dikunjungi 15 menit, foto-foto, kemudian pulang,” kata Eddy.

Proses revitalisasi Kota Tua dirancang terintegrasi dengan proyek pembenahan Kali Besar sebagai fitur utamanya. Setelah airnya bersih, bangunan akan didesain menghadap ke kali, tidak lagi memunggungi kali kotor seperti sekarang.

“Diperkirakan selesai tiga-empat bulan ke depan. Revitalisasi akses timur-barat dengan desain lanskap yang sifatnya mendukung pejalan kaki. Turis mancanegara tidak mungkin datang dengan mobil, dong,” jelasnya.

Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata Hiramsyah S Thaib menerangkan Kota Tua berpotensi tinggi menjadi daya tarik wisatawan. Secara arsitektur, desain Kota Tua tidak kalah dengan ikon negara lain. Bahkan, menurutnya, pengembang pembangunan Kota Tua sama dengan developer Manhattan, New York. (J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya