Sumarsono Minta Warga Daerah Tidak Ikut-ikutan ke Jakarta saat Pencoblosan

PELAKSANA tugas Gubernur DKI Sumarsono minta sipil tak perlu ikut-ikutan jadi aparat di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Apalagi, sipil yang berasal dari luar Jakarta.

"Tidak perlu teman-teman dari daerah lain mengirimkan laskar dan lain-lain atau pengamanan ekstra ke tiap TPS dengan suasana mencurigai, enggak usah," kata Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (13/4).

Sumarsono mengerti, mungkin niatan warga daerah baik, ingin mengawal jalannya Pilkada DKI. Artinya, kata dia, warga peduli. Ia pun mengucapkan terima kasih atas dukungan itu. Cuma tetap, biarkan urusan pengamanan jadi tanggung jawab aparat.

"Kalau mau ikut amankan cukup doa saja dari rumah masing-masing," ungkap Sumarsono.

Sumarsono meyakinkan, Pemda telah berkoordinasi dengan aparat mulai dari kepolisian hingga unsur TNI. Bala bantuan pengamanan juga bakal ditambah dengan pengerahan Satpol PP.

"Semua ada, aman sama kami," tegas Sumarsono.

Jelang putaran kedua Pilkada DKI, pesan berisi ajakan memantau langsung Pilkada DKI bertebaran di media sosial. Gerakan itu bertajuk Tamasya Al Maidah merupakan bagian dari aksi bela Islam.

Penggagas gerakan itu mengajak umat Islam, termasuk yang tinggal di luar Jakarta mendatangi TPS di Jakarta saat pemungutan suara.

Belaquran.com, situs Gerakan Nasional Penegak Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), menyebut Tamasya Al Maidah digagas Gerakan Kemenangan (Gema Jakarta). Wakil Ketua Gema Jakarta, Farid Poniman mengatakan, pihaknya menargetkan 1,3 juta umat Islam dari luar Jakarta ikut mengawal Pilkada DKI.

"Relawan Jakarta juga akan bertindak sebagai kaum Anshor yang menyambut dan melayani peserta Tamasya Al-Maidah sebagai kaum Muhajirin. Peserta langsung kami arahkan ke pos-pos terdekat dari TPS yang menjadi lokasi pemantauannya," kata Farid, dikutip dari Belaquran.com. (OL-5)