Gedung Megah, tetapi Fasilitas Buruk

(DA/J-2)
13/4/2017 04:45
Gedung Megah, tetapi Fasilitas Buruk
(Ist)

GEDUNG Satu pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terlihat terawat. Akan tetapi, tidak berfungsi-nya lift membuat gedung megah di Jalan Maruga, Ciputat, itu menjadi olok-olokan. Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB. Beberapa pegawai pemerintahan di kota termuda Provinsi Banten itu terdengar menyindir. "Lumayan badan agak keringatan. Olahraga gratis ini. Lama-lama bisa kurus," cetus seorang perempuan berkerudung kuning melempar candaan. Perempuan berkerudung kuning tersebut turun untuk satu keperluan dari lantai tiga ke lantai satu melalui tangga karena lift tidak berfungsi.

Setelah urusan kantor selesai di lantai bawah, dia naik lagi melalui tangga dengan terengah-engah. Begitu juga dengan Andika, 32, pegawai Dinas Pariwisata Kota Tangsel yang berkantor di lantai lima. Keringatnya mulai membasahi muka saat menginjak lantai tiga. Langkah kaki Dika tidak secepat awalnya. Sembari menapaki anak tangga naik, tangan kirinya berpegangan erat pada pagar tangga. Tangga gedung memiliki lebar sekitar 2 meter dengan kemiringan 45 derajat. Tiap lantai terdiri atas dua susun badan anak tangga.

"Kaki lemas. Belum sampai lantai lima sudah begini. Baju pada basah," keluh Andika menahan lelah. Setelah hampir setahun beroperasi, lift gedung Satu yang paling ramai aktivitas justru lebih sering ngadat. Terkadang, sekalipun beroperasi, hanya satu dari dua unit yang berfungsi. Matinya lift sudah dirasakan pegawai beberapa bulan belakangan. "(Lift) kalaupun hidup, paling cuma sebentar. Ini saja sudah lama enggak bisa dipakai," ujar Andika ketus. Derita panjang juga harus dialami Dodi, 25, karyawan penjualan air mi-neral rekanan Pemkot Tangsel.

Menaiki anak tangga dengan beban galon air mineral di atas pundak betul-betul sebuah perjuangan. Sembilan galon air mineral dibawa ke atas setiap hari. "Kalau lift mati, capeknya minta ampun. Kalau saya enggak ngantar, dimarahi bos," ujarnya. Dampak lift mati terlihat selepas lantai dua. Di anak tangga berserakan abu rokok, puntung dan bungkus rokok, serta gelas plastik kemasan air mineral berisi sampah rokok. Menurut aturan, di sekitar kawasan Kantor Puspem Kota Tangsel berlaku area bebas rokok.

Saat Media Indonesia sampai di lantai empat, tiga karyawan pria bercengkerama sambil mengisap rokok. Bau asap rokok pun cukup menusuk hidung lantaran ruangan dalam kondisi tertutup. Terkesan mereka sama sekali tidak memedulikan sanksi merokok di dalam gedung. "Mau merokok ke bawah tapi malas jalannya. Naiknya malah lama," jawab salah satu pria. Di lantai enam dan tujuh, udara ruangan terasa sangat pengap karena pengatur pendingin udara juga tidak berfungsi. Tak ayal, keringat langsung bercucuran.

Sekretaris Dinas Kominfo Kota Tangerang, Fuad, saat dijumpai di lantai enam mengatakan daya listrik gedung tidak cukup untuk menyuplai kebutuhan. Pengadaan gardu listrik tambahan sudah dilakukan, tapi tidak lolos. "Informasinya pengadaan gardu listrik tambahan tidak lolos lelang. Ya mungkin tahun depan baru diajukan kembali. Setahun lagi naik-turun tangga, betis saja yang tambah gede," tuturnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya