Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KOTA Bekasi macet bukan kepalang, terutama pada hari kerja, pada pagi, sore, dan malam. Penyebabnya tidak lain ialah jumlah kendaraan terus bertambah dan kini sudah mencapai 2 juta. Rinciannya, sebanyak 40% kendaraan roda empat dan 60% roda dua.
“Selain angkutan umum, penggunaan kendaraan pribadi turut menyumbang kemacetan di Kota Bekasi,” papar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana, kemarin.
Beberapa titik kemacetan saat ini sudah mulai terurai, antara lain di Jalan Juanda, Bekasi Timur; Simpang Bulan-Bulan Jalan Veteran, Bekasi Selatan; Jalan Perjuangan, Bekasi Timur; Simpang Pasar Proyek, Bekasi Timur; Simpang Kayu Ringin, Bekasi Selatan.
Namun, setelah enam titik kemacetan itu terurai, muncul lagi titik kemacetan baru, misalnya, di Simpang Cimuning, Mustika Jaya, dan Simpang Tol Bekasi Timur atau Jalan Joyomartono.
Banyaknya titik kemacetan disebabkan badan jalan terlalu sempit dan volume kendaraan sangat besar. Lebar jalan di Kota Bekasi umumnya hanya 7 meter yang digunakan untuk dua jalur.
Untuk mengurai titik kemacetan, Dishub Kota Bekasi menerjunkan anggota bekerja sama dengan Satuan Lalu Lintas Polres Metro Kota Bekasi. Di tengah upaya keras anggota, masalah baru muncul. Jalan rusak yang disebabkan hujan membuat kendaraan mengurangi kecepatan sehingga terjadi penumpukan yang memperparah kemacetan.
Beberapa jalan rusak yang memperparah kemacetan ialah Jalan Narogong dan Jalan KH Noer Ali (Kalimalang). Dua jalan tersebut merupakan akses menuju wilayah Kabupaten Bogor dan DKI Jakarta. “Setelah musim penghujan usai, kami mendesak dinas terkait untuk memperbaiki jalan rusak,” desak Yayan.
Senada, Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi Harun Alrasyid menyebutkan pertumbuhan kendaraan pribadi cukup pesat jika dibandingkan dengan pertumbuhan jalan. Bahkan, pertumbuhan kendaraan pribadi lebih pesat ketimbang pertumbuhan angkutan umum.
“Angkutan umum malah berkurang karena faktor usia dan fasilitasnya kurang sehingga masyarakat menolak naik,” ungkap Harun.
Saat ini pihaknya mengkaji pemindahan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan perkotaan, misalnya, membuatkan halte-halte kecil yang representatif di depan kawasan perumahan. “Angkutannya harus lebih nyaman dari sekarang,” imbuhnya. (Gan/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved