Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DARI gelombang buih kampanye dan keriuhan perdebatan politik, nyaris tak ada gagasan jernih dan bernas yang mudah diingat. Ucapan bergelembung tanpa isi yang bisa ditangkap.
AFORISME yang sudah ratusan tahun terkenal dari penulis, politikus, dan teolog Amerika Serikat abad 19, James Freeman Clarke, di atas dengan jelas memberi pesan kepada siapa pun, bila mana pun juga di (negeri) mana pun, bagaimana kehidupan bernegara kerap/akan dilanda krisis yang berat bila ia tidak berhasil melahirkan seorang negarawan.
KITA masih punya tiga kali debat presidensial. Untuk itu, perlu mengevaluasi pelaksanaan debat perdana dan debat kedua yang sudah digelar dengan ragam kelebihan dan kekurangannya.
PEMILIHAN umum (Pemilu) 2019 banyak diwarnai dengan diskusi dalam isu-isu ekonomi baik di media masa maupun media sosial.
PESAN Damai dari Abu Dhabi. Demikian judul Editorial Media Indonesia pada Kamis (7/2). Judul ini mengungkapkan secara tepat substansi perjumpaan dua pemimpin agama dunia, yakni Imam Besar Al Azhar, Syekh Ahmed al-Tayeb dan Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus.
Dalam situasi seperti itu, ingat kita pada John F Kennedy yang pernah berkata, "Jangan cari jawaban pada kandidat A atau jawaban dari kandidat B, tapi carilah jawaban yang benar."
Harus lebih banyak usaha semacam peristiwa Asian Games yang menumbuhkan similaritas dan keterpaduan dari keragaman Indonesia. Kompetisi dengan bangsa-bangsa lain bukan saja bisa memacu prestasi, tapi juga bisa mentransformasikan konflik-konflik persaingan internal menuju kontestasi dengan 'lawan' bersama dari luar.
Debat perdana harus mampu membentuk atmosfer politik harapan, bukan meneguhkan politik ketakutan. Dari debat kita berharap muncul dialektika cerdas, bukan sekadar seremonial yang formalitas.
TAHUN 2019 merupakan tahun sangat menentukan dalam perjalanan konsolidasi demokrasi di Indonesia. Untuk pertama kali dalam sejarah, pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) akan diselenggarakan secara serentak pada hari yang sama, 17 April 2019.
Aksi teror yang dilakukan tentu tidak terjadi begitu saja. Ada beragam motif dan tujuan di balik teror tersebut, misalnya, motif ideologis, politik, atau gangguan keamanan. Bahkan, terorisme internasional terus berupaya melebarkan jejaringnya dengan bermacam-macam propaganda, berusaha merekrut, membaiat, mengiming-imingi, dengan berkedok agama tertentu, mampu menyeret segelintir orang untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
Mengoreksi dan Melanjutkan Seleksi CPNS 2018
Rasa kekurangnyamanan terhadap perilaku yang bersifat diskriminatif (hostile sexism) dalam proses pemberian suara di Majelis Rendah, juga menunjukkan perilaku diskriminatif yang nyata terhadap kaum perempuan. Hal ini kemudian telah mendorong kaum perempuan untuk memilih politisi Demokrat, dan menjadi peringatan dini bagi politisi GOP yang terlalu dekat dengan diskursus Presiden Trump yang bersifat memecah dan sangat bernuansa kebencian.
Kampanye harus mampu melahirkan harapan bahwa kita menuju ke arah yang tepat, bukan sebaliknya. Dengan munculnya harapan, warga akan tergerak secara sukarela ke bilik suara. Adu gagasan dan program ialah keniscayaan. Bukan eranya lagi para kandidat menjadikan hujatan, kebohongan, dan ujaran kebencian sebagai senjata andalan!
DI tengah bumi Indonesia yang kian retak, kedatangan Hari Sumpah Pemuda ibarat tetes hujan yang menyela musim kemarau; membawa harapan peluluhan kembali belahan-belahan tanah, yang memungkinkan tanaman tumbuh-subur kembali. Itu semua bisa terjadi, manakala kita bisa menyalakan kembali api semangat Sumpah Pemuda.
DI ujung tahun keempat pemerintahannya, berdasarkan survei berkala yang dilakukan SMRC, sekitar enam bulan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019
Perang dagang tidak hanya akan melukai perekonomian negara-negara kecil, tetapi bahkan negara besar yang mestinya menjadi pemenang pun juga akan menderita. Semuanya menjadi pecundang. Karena itu, solidaritas dan soliditas dari seluruh negaranegara di dunia sangat diperlukan. Sinyal itulah yang dikirimkan Presiden Jokowi dari Nusa Dua, Bali.
BELUM kering air mata kita bersimpati kepada saudara-saudara kita di Lombok dan Sumbawa yang terkena bencana gempa bumi pada Juli-Agustus 2018.
Di tengah kondisi bangsa yang sedang diuji letupan konflik akibat benturan kepentingan dan pemahaman, kelima jalur itulah yang menjadi jalan kesaktian Pancasila menuju keselamatan dan kebahagiaan hidup bersama.
Sejatinya, masa kampanye itu tidak berbeda jauh dari 'masa promosi' di dalam dunia bisnis. Berhasil tidaknya promosi, pada akhirnya tidak bisa dilepaskan dari 'barang dan jasa' yang dipromosikan, selain faktor-faktor lain, seperti tingkat persaingan 'barang dan jasa' sejenis di pasar serta keeratan kaitan antara produsen dan konsumen.
Putusan Mahkamah Agung ini akan berpotensi menipu pemilih pada Pemilu 2019 karena akan disuguhi caleg-caleg yang mantan koruptor sehingga pemilih yang tak memiliki informasi cukup tentang calon legislatif tertentu akan cenderung memilih caleg koruptor. Itu karena mereka ini biasanya memiliki jaringan sosial serta modal uang yang cukup untuk memengaruhi dan membeli suara pemilih (vote buying).
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved