Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
OPERA House Sydney dan Harbour Bridge menjadi gelap gulita pada Sabtu (25/3) untuk memeringati Earth Hour. Pemadaman lampu mereka menjadi bentuk kepedulian mereka atas perubahan iklim yang terjadi di muka bumi.
Jutaan orang dari sekitar 170 negara dan wilayah diharapkan mengambil bagian dalam upaya tahunan yang menyorot pemanasan global akibat pembakaran batubara, minyak, dan gas untuk mobil dan pembangkit listrik. Acara yang berasal dari Sydney itu telah tumbuh menjadi kampanye lingkungan di seluruh dunia dan dirayakan di seluruh benua.
Kelompok konservasi WWF yang menyelenggarakan Earth Hour mengatakan langkah besar telah dibuat untuk menyorot keadaan planet bumi yang mengerikan.
"Kami mulai Earth Hour pada 2007 untuk menunjukkan pemimpin bahwa perubahan iklim adalah masalah yang dipedulikan orang-orang," kata Koordinator WWF, Siddarth Das.
Momen simbolis yang telah berubah menjadi gerakan global seperti sekarang ini benar-benar sikap rendah hati dan suara tentang kuatnya peran orang dalam isu-isu yang memengaruhi kehidupan mereka. Di Sydney, banyak bangunan di sisi pelabuhan mematikan lampu mereka selama satu jam dari 08:30 waktu setempat sebagai panggilan aksi dunia.
"Perubahan iklim merupakan bukti nyata bahwa tindakan kita dapat memiliki efek berkelanjutan di luar batas-batas fisik. Terserah kita masing-masing untuk memastikan bagaimana bantuan dapat meningkatkan kehidupan orang-orang di sekitar kita dan di tempat lain, saat ini dan di masa depan," kata Das.
"Saya setuju dengan konsepnya, 100%. Saya pikir orang mungkin menghindari fakta perubahan iklim sedang terjadi, maka ada baiknya untuk melihat sekelompok kota bersama-sama mendukung Earth Hour," ungkap mahasiswa, Ed Gellert, 24, di Sydney.
Dari Australia, aksi itu bergerak ke arah barat melewati Asia, di mana langit Hong Kong terlihat gelap sebagai solidaritas. Lalu pagoda paling suci di Myanmar, Shwedagon, menyalakan 10.000 lampu minyak sebagai keikutsertaan dalam aksi. Acara ini juga dilakukan di seluruh Afrika, Eropa, dan Amerika.
Monumen termasuk Empire State Building, Kremlin, Big Ben, Menara Miring Pisa, Menara Eiffel, dan Piramida Mesir telah dijadwalkan untuk mematikan penerangannya. Lisbon akan menjadi tuan rumah konser dengan cahaya lilin, Singapura melakukan aksi netral karbon, dan Tanzania akan menyelenggarakan upacara penanaman pohon.
Rumah dan tempat-tempat bisnis juga diminta untuk bergabung dan individu dapat menunjukkan komitmen mereka di Facebook. WWF mengatakan tim di seluruh dunia akan menggunakan Earth Hour tahun ini untuk menyoroti isu iklim yang paling relevan untuk negara masing-masing.
Afrika Selatan fokus akan pada energi terbarukan, sementara di Tiongkok, WWF bekerja dengan bisnis untuk menggeser gaya hidup ke arah yang lebih berkelanjutan. Tahun lalu, para ilmuwan mencatat suhu terpanas bumi dalam tiga tahun berturut-turut.
Negara-negara membuat kesepakatan di Paris pada 2015 untuk membatasi pemanasan global rata-rata 2 derajat Celsius (3,6 derajat Fahrenheit) di atas suhu pra-industri. Itu adalah tingkat yang menurut banyak ilmuwan masih dapat dihindari manusia untuk menghasilkan iklim terburuk seperti naiknya permukaan laut, kekeringan dan banjir, dan badai hebat.
Earth Hour tidak mengumpulkan statistik global untuk energi yang dihemat selama 60 menit pemadaman. Acara itu lebih kepada simbolis kepedulian. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved