Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Amnesti Kecam AS dan Inggris

MI
24/3/2017 09:55
Amnesti Kecam AS dan Inggris
(AFP)

AMNESTI Internasional mengecam Amerika Serikat dan Inggris yang telah mentransfer senjata ke Arab Saudi untuk digunakan dalam perang di Yaman.

Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan kedua negara bersama-sama telah mengirim senjata bernilai lebih dari US$5miliar (Rp66,6 triliun) ke Riyadh sejak koalisi pimpinan Saudi mengintervensi Yaman pada Maret 2015.

Jumlah itu lebih dari 10 kali nilai bantuan kemanusiaan yang mereka berikan ke Yaman selama periode yang sama.

Lembaga pengawas yang berkantor pusat di London, Inggris, itu menyebut dugaan transfer senjata itu sebagai kontradiksi memalukan dengan upaya bantuan oleh Amerika Serikat dan Inggris.

"Kedua pemerintah terus mengizinkan transfer senjata tersebut dan di saat yang sama memberikan bantuan untuk meringankan krisis yang mereka ikut ciptakan di sana," kata Wakil Direktur Penelitian Amnesti untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Lynn Maalouf, kemarin.

"Warga sipil Yaman terus membayar akibat dari suplai senjata sangat munafik ini," lanjutnya.

Pada Maret 2015, Arab Saudi dan sekutu-sekutu mereka di Teluk melancarkan kampanye udara untuk mendukung Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi melawan pemberontak Syiah Houthi dukungan Iran yang telah menguasai Yaman Utara dan ibu kota Sana'a.

Sejak itu, menurut PBB, lebih dari 7.700 warga sipil tewas dan lebih dari 40 ribu lainnya terluka. Selain itu, tujuh juta warga Yaman sekarang menghadapi kelaparan.

Selain krisis kemanusiaan, konflik bersenjata di Yaman telah menyebabkan lembaga-lembaga pemerintahan kolaps. Elite negeri itu terus bertikai. Akibatnya, yang menjadi korban terbesar ialah warga sipil, ungkap Adam Baron, peneliti di European Council on Foreign Relations.

"Sayangnya, tidak ada tanda keberadaan cahaya di akhir terowongan," lanjutnya.

Amerika Serikat semakin dalam terlibat konflik sejak Donald Trump menjabat presiden Amerika Serikat pada Januari lalu. Pentagon mengakui mereka telah melakukan 40 kali serangan udara bulan ini terhadap kelompok Al-Qaeda di Semenanjung Arab yang berpusat di Yaman. Koalisi pimpinan Arab Saudi telah menuai kritik berulang kali lantaran banyak warga sipil yang ikut menjadi korban serangan mereka.

Awal bulan ini, Amnesti Internasional menuduh koalisi pimpinan Saudi mengerahkan bom cluster yang dilarang untuk menyerang di wilayah permukiman.

Amnesti mengatakan bom yang dibuat di Brasil itu telah digunakan dalam beberapa serangan sejak Oktober 2015 dan terbaru pada bulan lalu di wilayah Saada Utara yang dikuasai Houthi.

Pada Desember tahun lalu, koalisi mengaku telah membatasi penggunaan bom cluster buatan Inggris. Bom tersebut telah diatur supaya tidak menargetkan warga sipil.(AFP/Ire/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya