Australia Tingkatkan Keamanan Pascaserangan di London

Antara
23/3/2017 19:27
Australia Tingkatkan Keamanan Pascaserangan di London
(AP/Kirsty Wigglesworth)

AUSTRALIA akan meningkatkan keamanan di sekitar parlemen negara itu pada Kamis (23/3) pascaserangan mematikan di London, Inggris, kata Perdana Menteri Malcolm Turnbull.

Lima orang tewas dan sedikitnya 20 luka-luka di London pada Rabu (22/3) kemarin, setelah mobil menabrak para pejalan kaki dan seorang penyerang menikam polisi di dekat Gedung Parlemen Inggris dalam apa yang oleh polisi disebut 'serangan teroris'.

Turnbull, yang akan menyambut Perdana Menteri China Li Keqiang di parlemen di Canberra, hari ini, mengatakan, serangan London memperkuat ancaman yang dihadapi oleh Australia.

"Kami bekerja sangat, sangat erat dengan sekutu kami, termasuk Inggris dan Amerika Serikat dan banyak mitra lainnya di seluruh dunia," kata Turnbull kepada wartawan. "Tapi kami harus jelas melihat risiko itu. Itu nyata dan itu lah sebabnya tingkat ancaman teror ditetapkan pada status kemungkinan," lanjutnya.

Australia, sekutu setia AS, telah berada dalam tingkat kewaspadaan tinggi untuk serangan radikal dari dalam sejak 2014 dan pihak berwenang mengatakan mereka telah menggagalkan sejumlah rencana. Telah ada beberapa 'pelaku tunggal', termasuk peristiwa serangan di kafe di Sydney yang menyebabkan dua sandera dan pria bersenjata itu tewas.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May memberi reaksi terbuka pertamanya pada Rabu (22/3) malam atau hanya beberapa jam setelah serangan terburuk di London sejak 2005 tersebut.

May berbicara di luar kantor di 10 Downing Street, setelah ia menghadiri pertemuan dengan penasihat senior Inggris sesudah serangan tersebut.

Seorang polisi yang menjaga Gedung Parlemen tewas setelah ia ditikam oleh seorang tersangka pelaku serangan.

May menggambarkan pelaku serangan itu sebagai 'sakit dan bejat' dan Perdana Menteri perempuan tersebut memuji keberanian para petugas polisi yang menghadapi bahaya saat mereka memberitahu orang agar menyelamatkan diri, demikian laporan Xinhua.

May mengonfirmasi tingkat ancaman saat ini di Inggris, dalam status amat bahaya, akan tetap diberlakukan. Ia juga menilai pemilihan lokasi serangan oleh pelaku bukan kebetulan.

Seorang penyerang menabrakkan mobil ke puluhan pejalan kaki di Westminster Bridge, dan melukai sedikitnya 20 orang, dalam apa yang memiliki tanda serangan serupa terhadap daratan Eropa. Sebagian korban dilaporkan telah mengalami luka parah. Tiga polisi dan sejumlah anak Prancis termasuk di antara korban tewas.

Mobil itu kemudian melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak pagar yang mengelilingi Gedung Majelis Rendah Parlemen Inggris. Polisi Metropolitan mengatakan seorang lelaki, yang bersenjatakan pisau, melanjutkan serangan, dan berusaha memasuki gedung.

Ia menyerang seorang polisi bersenjata yang sedang bertugas di Gedung Majelis Rendah Parlemen dan ditembak oleh petugas lain yang bersenjata.

Polisi yang diserang dan penyerangnya belakangan tewas akibat luka mereka. Keluarga polisi yang jadi korban diberitahu mengenai tragedi tersebut. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya