Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KOREA Utara (Korut) kembali menggelar uji coba rudal balistik, Rabu (22/3), dari pangkalan udara di pelabuhan timur Wonsan meski Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) menyebut uji coba tersebut berakhir dengan kegagalan. Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan uji coba rudal itu diyakini telah gagal dan mereka masih menganalisis jenis rudal yang ditembakkan. Militer AS juga segera menyebut rudal itu meledak beberapa detik setelah diluncurkan.
"Komando Pasifik AS mendeteksi, apa yang kita nilai ialah rudal gagal yang diluncurkan Korut di sekitar Kalma. Sebuah rudal tampaknya telah meledak dalam hitungan detik setelah diluncurkan," ujar juru bicara militer AS, David Benham. Uji coba gagal terbaru ini dinilai sebagai aksi balasan Korut yang mengecam latihan militer bersama tahunan Korsel-AS. Negara komunis itu menyebut latihan itu sebagai latihan invasi. Sepanjang bulan ini Pyongyang telah meluncurkan empat rudal balistik dengan tiga di antaranya jatuh di perairan Jepang.
Korut menyebut peluncuran tersebut sebagai latihan untuk melakukan serangan terhadap pangkalan militer AS di Jepang. Menurut media di Seoul, kegagalan uji coba Korut ini menunjukkan rudal yang diluncurkan merupakan jenis baru yang belum pernah dikerahkan Pyongyang sebelumnya. Tahun lalu, negara komunis itu juga mengalami serangkaian kegagalan peluncuran yang memalukan dari rudal baru jarak menengah jenis musudan sebelum akhirnya berhasil meluncurkan satu.
Di hari yang sama, Kementerian Pertahanan AS mengatakan pesawat pengebom Angkatan Udara AS, B-1B, dan jet tempur Korsel menggelar latihan bersama untuk menunjukkan pencegahan yang kuat terhadap ancaman nuklir dan rudal Korut. AS kerap mengirimkan pesawat tempur di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea yang tetap menjadi medan perang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai.
Kemajuan Korut
Sejumlah analis memberikan pendapat yang berbeda terkait dengan kemajuan teknologi rudal Korut. Namun, mereka sepakat Pyongyang telah membuat kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano, mengatakan kemampuan nuklir Pyongyang mungkin telah melampaui semua prediksi sebelumnya. Korut bahkan telah mempercepat produksi plutonium dan melakukan pengayaan uranium dua kali lipat daripada sebelumnya.
"Ini masalah yang sangat politis. Sebuah kesepakatan politik sangat penting. Kita tidak bisa optimistis. Situasi ini sangat buruk. Kita tidak punya alasan untuk optimistis," ujarnya kepada Wall Street Journal. Amano yang memainkan peran utama dalam perjanjian nuklir yang dicapai enam negara kuat dunia dan Iran pada 2015 ini juga meragukan kemungkinan perjanjian yang serupa bisa menekan Korut.
"Situasi ini sangat berbeda. Perbandingan mudah harus dihindari," ujarnya sambil menambahkan citra satelit IAEA menunjukkan fasilitas penelitian nuklir Pyongyang di Yongbyon telah berkembang dua kali lipat. Dia juga skeptis perjanjian diplomatik dapat dinegosiasikan segera dengan Pyongyang. "Sangat sulit meramalkan hasil di masa depan. Semua indikasi menunjukkan Korut telah membuat kemajuan seperti yang mereka katakan," ujarnya. (AP/AFP/RTNEWS/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved