Kesabaran AS terhadap Korut Sudah Habis

(AFP/Ire/I-2)
18/3/2017 06:29
Kesabaran AS terhadap Korut Sudah Habis
(AP/Jung Yeon-Je)

STRATEGI ‘kesabaran’ Amerika Serikat (AS) dalam menghadapi Korea Utara (Korut) telah berakhir. Hal itu dikatakan Sekretaris Negara AS Rex Tillerson di Seoul, Korea Selatan (Korsel) setelah mengunjungi zona demiliterisasi (DMZ) di perbatasan antara Korut dan Korsel. Pengumuman itu memberi kejelasan dari sikap AS. Sebelumnya, di bawah kepemimpinan Barrack Obama, AS menegaskan tidak menjalin hubungan dengan Korut sampai mereka membuat komitmen nyata untuk denuklirisasi. Harapannya, tekanan sebagai negara terisolasi akan membawa perubahan.

“Kebijakan strategi kesabaran telah berakhir,” ungkap Tillerson dalam konferensi pers bersama Menlu Korsel Yun Byung-se. “Kami sedang mengeksplorasi opsi diplomatik, keamanan, dan ekonomi baru. Semua opsi di atas meja,” lanjutnya. Tillerson berada di Asia untuk kunjungan pertamanya terkait manajemen krisis dan komentarnya muncul sehari setelah dia mengatakan di Tokyo bahwa upaya 20 tahun untuk denuklirisasi Korea Utara telah gagal dan butuh pendekatan baru, walau tidak spesifik.

Korut sejak lama memiliki ambisi untuk menjadi salah satu negara berkekuatan nuklir di dunia. Pyongyang menggelar uji coba senjata nuklir bawah tanah pertama mereka pada 2006, meski mendapat perlawanan dari dunia. Empat uji coba berikutnya diketahui telah digelar dengan dua di antaranya dilakukan pada tahun lalu.

Menurut Tillerson, mengabaikan Korut dengan kapasitas persenjataan mereka bukanlah opsi. “Hal itu akan menyebabkan Korea Utara memiliki kemampuan yang signifikan untuk membuat mereka menjadi ancaman yang jelas bagi dunia.” PBB telah mencoba menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Korut terkait program nuklir dan misil mereka. Tapi, pelindung utama sekaligus partner dagang Korut, Tiongkok, selalu memastikan sanksi itu gagal diwujudkan.

Tillerson dijadwalkan bertolak ke Beijing pada Sabtu (18/3) dalam upaya menekan Tiongkok untuk bersikap tegas terhadap Korut. “Saya rasa kami tidak pernah melakukan aksi yang maksimal berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Korut dengan partisipasi penuh dari semua negara. Kami tahu semua negara bisa ikut bertindak,” ungkap Tillerson. Menlu AS itu menambahkan, dirinya tidak menutup kemungkinan mengambil langkah militer jika ancaman dari Korut terus meningkat.

“Tentunya kami tidak mengingin-kan terjadi konflik militer. Namun,, jika meningkatkan ancaman dari program senjata nuklir mereka, saya rasa opsi militer tidak bisa diindahkan,” pungkasnya. (AFP/Ire/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya