Moon Jae-in Janjikan Sejarah Baru Korsel

AFP/BBC/Ihs/X-5
13/3/2017 06:28
Moon Jae-in Janjikan Sejarah Baru Korsel
(Calon presiden Korea Selatan Moon Jae-In dari Partai Demokrat berbicara saat konferensi pers di Seoul, Minggu (12/3). -- AFP PHOTO / YONHAP / STR)

CALON terkuat presiden baru Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, menyerukan persatuan nasional untuk mengukir sejarah baru ‘Negeri Ginseng’ pascapemakzul­an Presiden Park Geun-hye.

“Jika kekuatan ‘lilin’ telah membawa kita sejauh ini, kita harus bekerja sama untuk melengkapi kemenangan,” ujar Moon dalam konferensi pers, kemarin, yang mengacu pada gerakan lilin mingguan yang menuntut pemakzulan Park.

“Korea Selatan akan membuat sejarah baru melalui perubahan rezim,” tambah Moon, mantan pemimpin Partai Demokrat yang mendapat 36% dukungan rakyat.

Sebelumnya, pada Jumat (9/3) lalu Mahkamah Konstitusi menggelar pemungutan suara parlemen untuk mendakwa Park dan secara efektif mendepaknya dari jabatan presiden setelah tersengat oleh skandal korupsi yang melibatkan teman dekatnya. Pemilihan presiden digelar dalam 60 hari setelah keputusan tersebut.

Pada bagian lain, Park, presiden pertama Korsel yang terpilih secara demokratis, telah mening­galkan rumah kepresidenan, Blue House, setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para stafnya.

Iring-iringan mobil dalam jumlah besar mengawal perjalanan Park menuju rumah pribadinya di Distrik Samseong yang telah dipadati ratusan orang pendukung Park dengan mengibarkan bendera Korsel.

Sebelumnya, Moon mengatakan akan sangat ‘kejam’ jika menendang Park keluar dari Blue House ketika rumahnya tengah dipersiapkan. Namun, dirinya juga memperingatkan kemungkin­an Park untuk menghancurkan atau menghapus dokumen negara sebelum kepergiannya.

Park dinyatakan melanggar hukum karena membiarkan teman dekatnya, Choi Soon-sil, mencampuri urusan negara. Pengadilan juga menghapus hak kekebalan presiden dari dakwaan kriminal dan di­nyatakan sebagai tersangka suap.

Sementara itu, puluhan ribu pengunjuk rasa anti-Park turun ke jalanan merayakan putusan pengadilan pada Sabtu (11/3).

Sekitar 20 ribu pendukung Park juga turun ke jalan menuntut peninjauan keputusan tersebut.

Polisi menangkap beberapa pengunjuk rasa pascabentrokan antara pendukung Park dan polisi antihuru hara yang menewaskan tiga orang. (AFP/BBC/Ihs/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya