Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEBERHASILAN Indonesia dalam pemberantasan dan pencegahan rerorisme menarik perhatian Kepolisian Afghanistan. Sebab, pola yang dilakukan Kepolisan Negara Republik Indonesia dalam penanganan terorisme menggunakan metoda softpower dinilai cukup berhasil, yang mana banyak aksi terorisme berhasil dicegah sebelum para pelaku teror melancarkan aksinya.
Hal ini disampaikan Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin ketika melakukan pertemuan bilateral dengan Kepala Kepolisian Afghanistan Jenderal Polisi Abdulrahman Rahman, di sela-sela Konferensi Kepala Kepolisian Se-Asia Selatan dan Negara Sekitarnya, Minggu (12/3) di Dhaka, Bangladesh.
Komjen Syafruddin mengatakan, komunikasi Polri dengan Kepolisian Afghanistan merupakan suatu hal yang penting dan memiliki sejarah panjang. Selain itu, sejarah tentang terorisme di Afghanistan juga panjang.
"Banyak pelaku terorisme yang senior dulu berlatih dan belajar di Afganistan. Syukur alhamdulillah, semua itu bisa kita atasi sampai saat ini dimana pelaku-pelaku itu ada yang dihukum sudah banyak, kemudian ada yang direhabilitasi. Yang senior-senior itu adalah lulusan Afghanistan, Imam Samudra dan sebagainya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Afghanistan Jenderal Abdulrahman Rahman memuji Pola Pemberantasan yang dilakukan oleh Polri melalui Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT). Bahkan secara khusus Kepala Kepolisian Afghanistan menyampaikan permintaan bantuan dari Polri kepada Kepolisian Afghanistan untuk bersama-sama menangani terorisme dan ektremisme yang terjadi di negaranya.
"Setiap hari ada sekitar 20-30 orang anggota polisi Afghanistan yang menjadi korban dari pelaku teror. Mereka ada yang ditembak mati, bahkan menjadi korban bom bunuh diri dari pelaku teror," kata Jenderal Abdulrahman kepada Wakapolri.
Oleh karena itu, Kepolisian Afghanistan meminta apa yang telah dilakukan oleh Densus 88 AT dapat ditularkan kepada anggota kepolisian aAghanistan khususnya pasukan antiteror Afghanistan. Ada beberapa hal yang dibutuhkan dalam kerja sama ini, di antaranya peningkatan kapasitas personel kepolisian Afghanistan di bidang intelijen, penguasaan teknologi informasi, latihan bersama dengan Densus 88 AT.
Dalam kesempatan itu juga, Polri akan terus meningkatkan kerja sama pencegahan terorisme, yakni memonitor pergerakan WNI yang akan berangkat ke Suriah dan Irak yang melalui Kuala Lumpur.
Dalam pertemuan Wakapolri dengan Wakil Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Noor Rashid Ibrahim, disepakati tukar menukar informasi intelijen dan pencegahan WNI yang akan bergabung dengan Islamic State (IS) yang berbasis di Irak dan Suriah.
Jika ada WNI yang hendak berangkat bergabung dengan IS, akan dicegah dan dijemput oleh personel Densus untuk dilakukan tindakan hukum dan proses deradikalisasi sebelum kembali ke masyarakat.
Begitu pula sebaliknya yang kembali dari Suriah melalui Kuala Lumpur.
"Dari hasil kerja sama tersebut, Polisi Diraja Malaysia berhasil menggagalkan rencana teror yang dilakukan WNI atas nama Anwar asal Banten bersama warga Malaysia yang akan meledakkan bom mobil menjelang kedatangan Raja Salman di Kuala Lumpur awal Maret ini," ungkap Wakapolri. (RO/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved