Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MANTAN Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Jumat (10/3), kembali terpilih sebagai Presiden Uni Eropa untuk jabatan periode keduanya dalam pemilihan di Brussels, Belgia. Namun, terpilihnya Tusk justru mendapat penolakan dari negara asalnya, Polandia. Dalam pemilihan itu, Tusk terpilih dengan jumlah 27 suara yang memberinya mandat 2,5 tahun lagi memimpin Uni Eropa. Satu-satunya yang menentang dan tidak menerima Tusk ialah Perdana Menteri Polandia Beata Szydlo.
Szydlo, yang berasal dari partai kanan Polandia, memang bertentangan dengan Tusk. Menurutnya, Tusk semestinya tidak terpilih karena ditolak negara asalnya. "Saya tidak akan menerima hasil pemilihan ini sehingga tidak akan bisa berlaku," kata Szydlo dengan ekspresi marah ketika menggelar konferensi pers. Ia berkeras Tusk seharusnya tidak terpilih saat negara asalnya menentangnya.
Dia berkata, "Ini adalah preseden yang sangat berbahaya. Saya sudah katakan pada rekan di UE bahwa Polandia menghadapi situasi tidak mengenakkan. Mungkin mereka akan percaya jika menghadapinya sendiri." Menteri Luar Negeri Polandia Witold Waszczykowski menambahkan, "Kita tahu bahwa sekarang ini Uni Eropa berada di bawah Berlin. Ini dapat merugikan banyak negara."
Dapat dukungan penuh
Tusk merupakan Perdana Menteri Polandia pada periode 2007-2014, yang kemudian menolak kritik pemerintah Polandia atas kurangnya netralitas dan mengatakan ia akan mencoba memperbaiki kerusakan itu. "Hati-hati dengan jembatan yang Anda bakar. Setelah mereka pergi, Anda tidak bisa menyeberang di sana kembali," kata Tusk, menyikapi pemerintah Polandia. Tusk mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin negara-negara Uni Eropa atas dukungan mereka dan bersumpah ia akan 'melakukan yang terbaik untuk membuat Uni Eropa menjadi lebih lebih baik' sama seperti upayanya menjaga kesatuan Uni Eropa di tengah kebangkitan fenomena Brexit.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut baik terpilihnya Tusk sebagai Presiden Uni Eropa. "Saya pikir kita mencapai hasil yang baik pada hari ini meskipun kita tidak memiliki kebulatan suara," kata Merkel. "Namun, keputusannya ialah kita memperpanjang mandat Dewan Presiden dan dengan itu kita dapat bekerja." Polandia, yang selama beberapa bulan terakhir selalu berseberangan dengan Brussels karena reformasi politik, mengajukan calon lain yang menjadi saingan Tusk, yaitu anggota Parlemen Uni Eropa Jacek Saryusz-Wolski.
Untuk Warsawa, Tusk telah menjadi musuh politik lama Ketua Partai Hukum dan Keadilan Jaroslaw Kaczynski, yang telah menuduhnya harus memiliki 'tanggung jawab moral' atas kematian saudara kembarnya dalam kecelakaan pesawat di Rusia pada 2010. Meski demikian, Tusk tampak sangat populer dan mendapat dukungan bukan hanya dari Jerman, melainkan bahkan dari sekutu tradisional Polandia di Eropa Timur seperti Hongaria yang memiliki sikap skeptis yagn sama terhadap Uni Eropa. Sementara itu, kejadian ini bagaimanapun menjadi kerikil menjelang pertemuan puncak di Roma pada 25 Maret mendatang yang menandai ulang tahun ke-60 perjanjian pendirian Uni Eropa. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved