Macron Unggul di Jajak Pendapat Terbaru

(AFP/Ire/I-2)
10/3/2017 06:26
Macron Unggul di Jajak Pendapat Terbaru
(AFP)

SEBUAH jajak pendapat terbaru, kemarin, menunjukkan Emmanuel Macron, untuk pertama kalinya, mengungguli kandidat sayap kanan Marine le Pen, menjelang putaran pertama pemilihan Presiden Prancis. Keunggulan Macron terjadi setelah sejumlah tokoh, baik dari sayap kiri maupun tengah, menyatakan dukungan kepada mantan menteri keuangan berusia 39 tahun itu yang berjanji mengguncang politik tradisional Prancis.

Jajak pendapat Harris Interactive meramalkan Macron akan sukses meraih 26% dukungan pada pemilu yang akan digelar pada 23 April mendatang, atau naik enam poin dalam tempo dua pekan. Sementara itu, Le Pen yang sebelumnya dijagokan meraih kemenangan di pemilu putaran pertama hanya meraih 25% dukungan. Pemilu Prancis diperkirakan berlangsung dua putaran. Dua kandidat yang meraih suara terbanyak di pemilu putaran pertama akan berhadapan di pemilu putaran kedua pada 7 Mei. Harris Interactive menyebut Macron berpeluang meraih 65% suara pada pe­milu putaran kedua itu, sementara Le Pen hanya 35%.

Meski hingga kini tidak ada jajak pendapat yang meramalkan dirinya meraih kemenangan, Le Pen yang mendukung gerakan antiimigrasi berharap bisa menyamai kejutan yang terjadi di pemilu AS pada tahun lalu saat Donald Trump meraih kemenangan. Pada Rabu (8/3), kampanye Macron mendapat suntikan setelah mantan Wali Kota Paris Bertrand Delanoe menyatakan dukungan dengan menyebut Macron sebagai seorang reformis, seorang Eropa, dan seorang realis.

Delanoe yang memimpin ibu kota Prancis antara 2001 dan 2014 dalam wawancara dengan Radio France Inter mengungkapkan dirinya mendukung Macron karena mendukung seseorang yang bisa mengalahkan Le Pen di putaran pertama ialah hal penting. Sikap Delanoe itu juga diserukan Duta Besar Prancis untuk Jepang Thierry Dana, yang pada Rabu (8/3) melanggar protokol diplomasi dengan secara terbuka menegaskan akan mengundurkan diri jika Le Pen memenangi pemilu.

“Jika tragedi Prancis terjadi dan Le Pen memenangi pemilu, saya akan menarik diri dari semua tugas diplomasi saya,” ungkap pria berusia 60 tahun itu dalam sebuah kolom di Surat Kabar Le Monde. Pemilihan Presiden Perancis semakin sulit diprediksi sejak penantang konservatif, Francois Fillon, terlibat dalam skandal pekerjaan palsu. Karena itu, Fillon yang sempat memimpin terperosok ke posisi ketiga dengan selisih suara yang besar antara dirinya dengan Macron dan Le Pen. (AFP/Ire/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya