Pejabat AS Tolak Bertemu Korut

Indah Hoesin indah@mediaindonesia.com
10/3/2017 06:13
Pejabat AS Tolak Bertemu Korut
(AFP PHOTO / WANG ZHAO)

AMERIKA Serikat (AS) menolak usul­an Tiongkok yang mengajak pembicaraan dengan Korea Utara (Korut) pada Rabu (8/3) waktu setempat. AS mengatakan pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah bersikap irasional. ‘Negeri Paman Sam’ akan mempertimbangkan lagi soal pendekatan dengan Pyongyang. Tiongkok, sekutu utama Pyongyang, sebelumnya telah menyerukan Korut untuk menghentikan uji coba nuklir dan rudal balistiknya sebagai balasan atas latihan militer bersama AS-Korea Selatan (Korsel) untuk dihentikan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok, Wang Yi, mengatakan usulan tersebut bisa membantu membawa AS dan Korut kembali ke meja perundingan dan menghindari benturan militer. Namun, setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan tindakan Korut harus direspons dengan cara berbeda. “Kami tidak berurusan dengan orang yang rasional. Jika ini ialah negara lain (bukan Korut), kami akan membahasnya dan ini tidak akan menjadi masalah,” ujar Haley.

Haley menyebut Kim Jong-un ialah orang yang tidak memiliki tindakan rasional dan tidak bisa berpikir jernih. “Kami mengevaluasi kembali bagaimana menangani Korut ke depannya,” tambahnya. Dubes AS untuk PBB tersebut mengatakan ‘semua opsi sudah berada di atas meja’. Haley juga menegaskan tidak menutup kemung­kinan untuk pembicaraan sepenuhnya. Namun, Haley mengatakan bahwa Korut harus terlebih dahulu menunjukkan kesediaannya untuk mencari solusi secara diplomatik. “Kita harus melihat beberapa tindakan positif yang dilakukan Korut sebelum kami dapat menghadapi mereka serius,” ujar Haley.

Komentar Haley disampaikan jelang persiapan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Rex Tillerson yang hendak berkunjung ke Jepang, Korsel, dan Tiongkok pekan depan dengan fokus pembahasan soal Korut. Usulan Tiongkok serupa dengan penawaran yang pernah diberikan Korut sebelumnya tetapi juga ditolak AS. Ketika itu, AS menyebut Pyongyang tidak memiliki hak untuk mendapat konsesi imbalan setelah mematuhi resolusi PBB. Korut kembali menembakkan empat rudal ke arah Jepang pada Senin (6/3). Tiga rudal ‘Negeri Juche’ tersebut jatuh di wilayah perairan dekat Jepang.

Sebelumnya, enam sanksi PBB telah diberikan kepada Korut sejak uji coba nuklir pertama pada 2006. Namun, sanksi-sanksi tersebut tidak mampu menghentikan Pyongyang untuk menghentikan uji coba nulir dan rudal balistik mereka. Protes THAAD Di sisi lain, Menlu Wang terus mengecam sistem pertahanan rudal yang disebut Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik. Tiongkok menolak penempatan THAAD buatan AS tersebut di negara seteru Korut, Korsel.

Dubes Tiongkok untuk PBB, Liu Jieyi, juga menekankan pentingnya mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea. Liu mengata­kan jalan yang harus ditempuh dengan cara negosiasi. Sementara itu, Dubes Jepang untuk PBB, Koro Bessho, mendesak Dewan Keamanan PBB harus mempertimbangkan untuk menekan Pyongyang. “Kami tetap menjaga posisi tenang dan menahan diri melalui semua ini, tapi kami merasa sudah cukup,” ujar Bessho.(AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya