Erdogan Tuduh Jerman Turut Campur Tangan

07/3/2017 06:15
Erdogan Tuduh Jerman Turut Campur Tangan
(AP/Yasin Bulbul)

PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kecaman terhadap pejabat Jerman dengan menyebut mereka bertindak tidak beda dengan Nazi (Nationalsozialismus), partai yang dipimpin Adolf Hitler.

Erdogan mengungkapkan kemarahannya setelah otoritas Jerman dinilai telah menghalangi warga Turki yang berada di Jerman untuk mendukung amendemen konstitusi Turki menjelang pelaksanaan referendum pada 16 April mendatang.

"Jerman, Anda bahkan tidak dekat dengan demokrasi," kata Erdogan dalam pidatonya pada sebuah acara pawai perempuan di Kota Istanbul, Turki, pada Minggu (5/3).

"Praktik Anda tidak ada bedanya dengan praktik Nazi di masa lalu," tegas Erdogan. Dia juga menambahkan, "Saya pikir Jerman sudah lama me-ninggalkan praktik Nazi, dan ternyata saya keliru."

Pembatalan aksi penggalangan warga Turki untuk mendukung amendemen konstitusi pada referendum bulan depan telah membuat marah pemerintah Turki.

Erdogan menuduh Berlin turut campur dalam politik internal Turki dengan meng-arahkan warga Turki untuk memilih 'Tidak' terkait dengan amendemen konstitusi saat referendum mendatang.

Seperti diketahui, Jerman adalah rumah bagi populasi terbesar Turki di luar wilayah negara itu, dengan total populasi warga Turki sekitar 3 juta orang.

Sekitar 1,4 juta warga Turki yang tinggal di Jerman memiliki hak untuk memberikan suara dalam referendum pada April mendatang.

Di sisi lain, referendum Turki akan menentukan arah politik Turki terkait dengan kekuasaan presiden, dan menguntungkan Erdogan yang masih menjabat presiden.

Dengan amendemen konstitusi Turki, Erdogan yang pernah menjabat perdana menteri tersebut akan dapat memegang kekuasaan hingga 2029.

Kemarin, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan tidak dapat menerima kecam-an dari Erdogan.

Peter Altmaier, staf Kanselir Jerman, mengatakan, "Pemerintah (Jerman) telah membuat hal ini jelas."

Ia menambahkan, "Tidak ada alasan mutlak yang mengizinkan kami sendiri didekati soal hal ini (referendum)." (AFP/Ths/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya