Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DUTA Besar Korea Utara Kang Chol masih sempat memojokkan Malaysia sesaat sebelum meninggalkan negara tempat dia bertugas pada, Senin (6/3) menyusul pengusirannya oleh pemerintah Malaysia. Menurut Chol, penyelidikkan Malaysia dalam kasus pembunuhan terhadap King Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, bias.
Berbicara di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Duta Besar Kang Chol mengatakan penyelidikan yang dilakukan Malaysia seakan memberi indikasi 'menargetkan sesuatu' dan karena itu menjadi bias dan tidak lagi murni.
Dia menyebut pihak Malaysia, misalnya, melakukan otopsi tanpa persetujuan dan kehadiran pejabat Kedutaan Korea Utara. Bukan hanya itu, menurut Chol, polisi Malaysia juga menangkap warga Korea Utara yang diduga terlibat dalam kasus ini tanpa bukti keterlibatan yang jelas.
Dalam menyikapi manuver politik Korea Utara dalam kasus ini Malaysia terlihat sangat tegas. PM Malaysia Najiz Rajak tidak mengharapkan adanya permintaan maaf dari Korea Utara menyusul kritikan kerasnya kepada pemerintah Malaysia terterkait penanganan kasus pembunuhan Kim Jong-nam ini.
Pada Sabtu (4/3) Malaysia menyatakan status Duta Besar Kang Chol 'persona non grata' dan memberinya waktu 48 jam untuk meninggalkan negara itu karena tidak mengeluarkan permintaan maaf atas kritiknya terhadap penyelidikan Malaysia terkait pembunuhan Kim Jong-nam.
Dalam hal ini Korea Utara, selain tidak mengakui identitas jenasah Jong-nam, juga berulang kali meremehkan penyelidikan yang dilakukan Malaysia dengan menuduh Malaysia berkomplot dengan musuh-musuhnya Korea Utara.
Saat ditanya wartawan apakah ia akan menuntut permintaan maaf dari Pyongyang, Perdana Menteri Najib Razak menjawab: "Saat ini kami tidak mendapatkan apa-apa. Saya tidak mengharapkan apa-apa. "Mereka harus meminta maaf berdasarkan prinsip, sehingga kami telah menyatakan dia persona non grata," tambah Najib, saat berbicara kepada wartawan, Senin (6/3).
Di sisi lain Korea Selatan menyalahkan Korea Utara atas pembunuhan tersebut. Menurut pihak Korea Selatan, pembunuhan terhadap Kim Jong-nam merupakan perintah langsung pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang secara perlahan-lahan berusaha mengencangkan kekuasaannya dengan menyingkirkan orang-orang yang berpotensi menyaingi dia.
Ketegangan hubungan diplomatik antar kedua negara berawal dari penolakan Malaysia menyerahkan jenasah Jong-nam kepada pihak Korea Utara. Bahkan dalam pernyataannya Dubes Korea Utara Kang Chol kemudian mengklaim penyelidikan Malaysia bermotif politik dan mengatakan Kuala Lumpur bersekongkol dengan "kekuatan musuh", dalam hal ini rival Korea Utara, Korea Selatan.
Kritikkan Korea Utara tersebut memicu reaksi Malaysia yang telah menarik utusannya dari Pyongyang dan membatalkan kesepakatan bebas visa dengan Korea Utara. Yang terakhir pengusiran Dubes Korut Kang Chol.
Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan pengusiran adalah "bagian dari proses yang dilakukan pemerintah Malaysia untuk meninjau hubungannya dengan Korea Utara. "Dia tidak akan bisa bersembunyi di kedutaan selamanya. Lebih baik dia menyerah secara sukarela sehingga dia dapat dikirim kembali ke Korea Utara," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Nur Jazlan.
Seorang pejabat senior pemerintah, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP: "Jika tidak ada tindakan yang diambil oleh Pyongyang dalam waktu dekat, maka pemerintah Malaysia akan mengambil tindakan lebih lagi dengan tidak mengakui keberedaan Kang Chol sebagai bagian dari kedutaan Korea Utara di Malaysia." (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved