FPU 8 Polri tidak Terbukti Selundupkan Senjata

Nicky Aulia Widadio
04/3/2017 20:50
FPU 8 Polri tidak Terbukti Selundupkan Senjata
(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

ANGGOTA Formed Police Unit (FPU) 8 Kepolisian Negara Republik Indonesia telah terbukti tidak menyelundupkan senjata di Bandara El Fasher, Sudan. Sebanyak 139 anggota Polri tersebut dijadwalkan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Minggu (5/3) besok pukul 10.00 WIB.

Pihak United Nation Missions in Darfur (Unamid) telah melakukan investigasi yang melibatkan Tim Bantuan Hukum Indonesia (TBHI) selama lebih dari satu bulan. Pencarian fakta dilakukan dengan memeriksa saksi-saksi dari FPU 8 Polri, staf Unamid yang mengurus pergantian kontingen (MovCon), Polisi Militer Sudan, petugas operasi udara Bandara El Fasher, serta staf Unamid yang mengurusi keamanan bandara (UNDSS). Dari situ dinyatakan bahwa tidak ada cukup bukti yang mengarah pada dugaan penyelundupan senjata oleh FPU 8, baik secara individu maupun institusi.

"Oleh karena itu, Unamid dan Pemerintah Sudan mempersilakan FPU 8 pulang ke Tanah Air," ujar Komisioner Kompolnas Poengki Indarti di Jakarta, Sabtu (4/3).

Pihak dari Kompolnas turut tergabung guna mengawasi proses pencarian fakta dan memberikan bantuan hukum kepada FPU 8. Hasil investigasi ini sekaligus memperkuat bantahan Polri soal tuduhan yang sempat disampaikan oleh media-media di Sudan soal penahanan anggota FPU 8 akibat menyelundupkan senjata.

Dari hasil investigasi tersebut, ditemui pula adanya kelemahan protokol keamanan di Bandara El Fasher. Akibatnya, bandara tersebut dapat dengan mudah dimasuki orang beridentitas maupun berseragam tanpa terdata. Selain itu, bandara El Fasher juga tidak memiliki fasilitas kamera pengawas (CCTV).

"Kami berharap Pemerintah Sudan dapat menemukan pelaku yang sebenarnya dan memproses sesuai dengan hukum pidana yang berlaku," tambah Poengki.

Sebelumnya, jadwal kepulangan FPU 8 yang harus tertunda selama 43 hari sejak 21 Januari 2017 menjadi 4 Maret 2017 akibat ditemukannya 10 tas berisi senjata api dan amunisi di Bandara El Fasher. Poengki menyebut saat itu aktivitas di Bandara El Fasher dikhususkan untuk mempersiapkan kepulangan kontingen FPU 8. Namun pada praktiknya, ada pula rotasi pasukan lain dan kehadiran orang-orang lainnya di bandara tersebut.

Polri sendiri sedari awal telah membantah keterlibatan anggotanya terkait senjata tersebut. Pasalnya, tas-tas berisi 29 senapan Kalashnikov, empat buah GM3, dan 61 jenis senjata lain tersebut tidak beridentitas dan tidak dalam penguasaan FPU 8. Apalagi, barang-barang yang dibawa oleh FPU 8 sebelumnya telah diperiksa saat meninggalkan Camp Garuda oleh pihak Unamid.

"Tidak ada label identitas pemilik yang dimiliki FPU 8 dan tidak termuat dalam daftar manifest barang-barang FPU 8 yang sudah disetujui Unamid," ucap Poengki.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul membenarkan soal kepulangan tersebut. Ia menyampaikan FPU 8 telah berangkat dari Bandara El Fasher Sudan pada Sabtu pukul 14.00 waktu setempat menggunakan pesawat Jordan Air.

"Sementara THBI baru akan kembali hari Minggu menggunakan Qatar Airways dan tiba di Jakarta hari Senin," tukasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya