1949: Serangan Umum di Yogyakarta

History | BBC | Dok.mi
01/3/2017 04:30
1949: Serangan Umum di Yogyakarta
(WIKIPEDIA)

PENDUDUKAN ibu kota Yogyakarta dan ditawannya pimpinan negara dan pemerintahan disimpulkan Belanda bahwa Republik Indonesia dan TNI telah lumpuh. Untuk mementahkan diplomasi Belanda, Sri Sultan Hamengku Buwono IX berpendapat tiba saatnya membuktikan kepada dunia internasional bahwa RI masih berdiri dan TNI masih kuat. Karena itu, gerakan harus dikaitkan antara politik dan militer.

Demikian pula pendapat Letnan Kolonel Soeharto. Sidang Dewan Keamanan PBB merupakan kesempatĀ­an yang sangat baik untuk secepatnya melaksanakan serangan sebelum dilaksanakan Sidang PBB pada Maret 1949. Untuk itu, harus dilaksanakan serangan besar-besaran ke Yogyakarta agar dapat mendukung perjuangan RI di PBB. Tepat pada pukul 06.00, saat sirene berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam malam, serangan besar-besaran atas pendudukan Belanda di Yogyakarta dimulai.

Pos-pos Belanda di Tugu, Gondolayu, Komando Keamanan Kota, Benteng Vredenburg, dan Ngupasan Timuran diserbu secara serentak. Kota Yogyakarta diduduki selama 6 jam. Serangan Umum 1 Maret 1949 itu mempunyai pengaruh yang besar. Di dalam negeri, serangan itu berhasil meningkatkan moral TNI, sedangkan di luar negeri serangan berhasil membantah propaganda Belanda yang mengatakan RI dan TNI sudah hancur.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya