Sistem Antirudal AS Diprotes Warga

(AFP/Ths/I-4)
01/3/2017 04:00
Sistem Antirudal AS Diprotes Warga
(AFP/YONHAP)

RENCANA pembangunan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan menuai protes da­ri sejumlah pihak, baik dari warga Korea Selatan (Korsel) maupun Tiongkok. Pembangunan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di bagian tenggara Korsel diprotes warga yang tinggal di sekitar kawasan itu, Seongju County dan Gimcheon. Sekitar 40 aktivis dan warga melakukan aksi protes di depan gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Korsel.

Selain aksi protes, mereka melayangkan gugatan hukum. “Ini hanya awal dari pertempuran hukum kami untuk menghen­­tikan proyek ini,” kata penga­cara warga, Kim Yu-jeong, Selasa (28/2). Pejabat Kemenhan yang enggan disebutkan nama­nya mengatakan THAAD akan terpasang pada awal Mei atau Juni ini. Otoritas Korsel mengatakan sebuah anak perusaha­an Lotte Group--perusahaan terbesar kelima di Korsel telah menandatangani perjanjian dengan Kemenhan untuk pengerjaan proyek. Dalam gugatan, warga me­nuduh Kemenhan meloncati prosedur yang diperlukan secara hukum, termasuk persetujuan dari masyarakat setempat serta dampak lingkungan dari pembangunan ini.

Berdasarkan perjanjian, Lotte akan memberikan 1,48 juta meter persegi tanah di Seongju dengan perkiraan nilai 8,9 miliar won. Kim Chung-hwan, pemimpin aksi protes di Seongju County, mengatakan ratusan tentara dan polisi antihuru-hara telah dike­rahkan untuk menjaga lokasi pembangunan. Kantor berita Yonhap melaporkan militer berencana menggunakan helikopter untuk membawa pagar kawat berduri yang akan digunakan untuk menutup lokasi tersebut. Di sisi lain, Lotte menyepakati kontrak itu di tengah tekanan krusial dari pasar Tiongkok kepada mereka. Otoritas Tiong­kok bahkan telah memaksa Lotte untuk menangguhkan pembangunan proyek senilai $2,6 miliar tersebut. Beijing pun memperluas hambatan bisnis melalui pengetatatan regulasi terhadap bisnis Korsel yang ada di Tiongkok.

Pembangunan THAAD dinilai Beijing hanya akan memperkeruh situasi yang memanas di Semenanjung Korea. Di balik alasan itu, Beijing khawatir sistem pertahanan tersebut dapat memperlemah kapabilitas rudal. Kantor berita resmi Tiongkok Xinhua mengatakan keputusan bisa saja akan menjadi mimpi buruk bagi Lotte. “Orang-orang Tiongkok jengkel dan mungkin saja memboikot produk-produk dan jasa Lotte di negara mereka,” tambah mereka. Bagi Korsel dan AS, pembangunan sistem tersebut dilakukan untuk menangkal ancaman senjata nuklir Korea Utara. Bagi Lotte, Tiongkok merupakan salah satu pasar terbesar mere­ka. Karena itu, tentu saja ancaman boi­kot terhadap produk Lotte di Tiongkok akan sangat berdampak. (AFP/Ths/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya