Korut Kutuk Penyelidikan Malaysia tidak Bermoral

Haufan Hasyim Salengke
23/2/2017 14:14
Korut Kutuk Penyelidikan Malaysia tidak Bermoral
(AFP)

TENSI perseteruan antara Korea Utara (Korut) dan Malaysia yang dipicu oleh kasus pembunuhan Kim Jong-nam kian memanas. Media pemerintah Korut mendamprat penyelidikan Malaysia dengan menyebutnya ‘tidak bermoral’ dan bermain politik.

Dalam komentar pertama pascapembunuhan Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur, media pemerintah, KCNA, menuduh Malaysia bertanggung jawab atas kematian kakak tiri pemimpin Korut Kim Jong-un itu, dan menuduh mereka bersekongkol dengan Korea Selatan.

"Malaysia wajib menyerahkan mayat Jong-nam kepada pihak DPRK (Korut) karena telah melakukan pemeriksaan autopsi dan forensik secara ilegal dan tidak bermoral,” ujar Komite Juri Korea seperti dimuat KNCA, kemarin.

Korut membantah bahwa agen-agen mereka mendalangi pembunuhan Jong-nam. Negara paling tertutup di dunia itu mengatakan penyelidikan Malaysia terhadap kematian salah seorang warga negaranya penuh ‘lubang dan kontradiksi’.

Tanggapan Pyonyang itu datang sehari setelah polisi Malaysia menyatakan sedang memburu dua warga Korut, termasuk sekretaris kedua Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur, sehubungan dengan kasus pembunuhan Jong-nam pada Senin (13/2) lalu.

Kepolisian Diraja Malaysia belum secara langsung menunjuk Korut dalang kematian Jong-nam, tetapi telah menangkap seorang pria Korut yang bekerja di sebuah perusahaan Malaysia bersama dengan tiga warga Asia Tenggara lainnya. Mereka sedang memburu beberapa orang Korut lainnya.

Rekaman CCTV di bandara yang bocor menunjukkan Jong-nam sedang didekati oleh dua perempuan yang datang memercikkan atau mengole sesuatu ke bagian wajahnya.

Beberapa saat kemudian korban terlihat meminta bantuan staf bandara, yang langsung membawanya ke klinik. Polisi Malaysia mengatakan ia menderita kejang dan meninggal sebelum dia sampai di rumah sakit.

Hasil autopsi mengesampingkan pendapat bahwa Jong-nam meninggal karena serangan jantung. Kini penyidik berfokus pada teori bahwa korban diracun. Sementara Korea Selatan (Korsel) bersikeras Jong-nam adalah orang yang ditargetkan.

Namun Pyonyang menuding dalih Malaysia belum mau menyerahkan jasad Jong-nam karena membutuhkan sampel DNA dari keluarga korban tidak masuk akal.

"Itu membuktikan bahwa pihak Malaysia mempolitisasi transfer mayat yang sama sekali mengabaikan hukum dan moralitas internasional dan dengan demikian mencapai tujuan jahat," ujar pejabat Korut.

Korut tidak mengakui korban adalah Jong-nam. Dalam pernyataan kemarin Pyongyang menjelaskan pria yang meninggal sebagai warga Korut yang mengantongi paspor diplomatik. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya