Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump melancarkan serangan serius terhadap media massa dengan menyebut media di 'Negeri Paman Sam' itu sebagai 'musuh rakyat'.
Melalui akun Twitter pribadinya, Trump menyebut sejumlah media seperti New York Times, NBC News, ABC News, CBS, dan CNN sebagai musuh rakyat Amerika.
"Media dengan berita bohong bukan musuh saya. Mereka ialah musuh rakyat Amerika," cicit Trump sesaat setelah dia kembali dari liburannya di Mar-a-Lago, Florida.
Dalam unggahan sebelumnya, Trump secara jelas menyebut New York Times, CNN, NBC, dan sejumlah media lainnya dengan istilah 'sakit'.
Sejak masa kampanye pemilihan presiden lalu, Trump sudah mengkritik keras media dengan menyebut pers bersikap bias terhadap dirinya.
Selain menuduh media telah membesar-besarkan kekurangan yang dilakukan pemerintahan Trump, dia juga menuduh wartawan gagal memberi respek atau simpati atas keberhasilan-keberhasilan yang dicapai pemerintahannya.
Sebelumnya, Kamis (16/2), Trump melancarkan kecaman yang lumayan panjang saat memberikan konferensi pers saat ia menyalahkan media atas masalah-masalah selama satu bulan pemerintahannya.
Bagaimana tidak, dalam empat minggu mengemban jabatan sebagai presiden AS, Trump berhadapan dengan mundurnya penasihat keamanan Michael Flyinn, disusul mundurnya calon menteri tenaga kerja Andy Puzder yang diajukan Trump, serta kebijakan imigrasinya yang akhirnya ditangguhkan keputusan pengadilan serta gelombang masalah-masalah lain terutama di internal Gedung Putih.
Kritik terhadap pers sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa karena itu juga dilakukan banyak presiden AS.
Namun, apa yang dilakukan Trump dengan bahasanya yang menyebut pers sebagai musuh rakyat AS telah membuat Trump layaknya seorang pemimpin otoriter.
Pernyataan Trump itu mendapat tanggapan beragam, baik pro maupun kontra. Pengamat yang tidak sepakat dengan pernyataan Trump tersebut menyebut Trump melanggar kebebasan konstitusional yang melindungi pers.
Ben Rhodes, yang merupakan mantan penasihat Presiden Barack Obama, menyebut kritik Trump terhadap media, "Selain otoriter juga akan mendiskreditkan setiap upaya AS untuk mendukung kebebasan pers global.
"Sementara itu, seorang pengamat dari kubu konservatif SE Cupps mengapresiasi Trump dengan mencicit, "Saya suka bagian dari amendemen 1 yang menyatakan pers sebagai musuh rakyat Amerika." AFP/Ths/I-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved