Pertemuan Damai Suriah Ditunda

Thomas Harming Suwarta
16/2/2017 09:03
Pertemuan Damai Suriah Ditunda
(AP)

OTORITAS Kazakhstan mengatakan babak baru pembicaraan damai untuk menyelesaikan konflik Suriah yang melibatkan Rusia, Turki, dan Iran di Kota Astana, Kazakhstan, ditunda, kemarin (Rabu, 15/2), dengan 'alasan teknis' tanpa ada penjelasan resmi.

"Negosiasi akan digeser pada 16 Februari (hari ini) dengan alasan teknis," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Kazakhstan kepada AFP tanpa menjelaskan secara rinci.

Sebelumnya, dalam negosiasi yang tertutup, sejumlah perwakilan termasuk dari pemerintah Suriah dan utusan dari kelompok oposisi bersenjata menyatakan siap hadir. Namun, mereka gagal mencapai kesepakatan dalam pertemuan pada bulan lalu.

Pertemuan damai yang rencananya digelar hari ini sebenarnya disetujui pejabat Suriah yang didukung Moskow dinilai sebagai pemanasan awal. Sejumlah tokoh oposisi juga sepakat untuk melanjutkan pertemuan.

Pertemuan itu juga diharapkan menjadi jalan pertemuan damai selanjutnya yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, pada 23 Februari mendatang.

Pejabat Kazakhstan mengatakan telah mengundang pejabat pemerintah Suriah dan wakil dari kelompok pemberontak dalam pertemuan di Astana.

Di sisi lain, Damaskus telah menyatakan wakilnya akan hadir dengan mengutusa Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari. Rusia akan mengirim utusan presiden Rusia, Alexander Lavrentiev, sedangkan Iran diwakili Deputi Menlu Iran Hossein Jaberi Ansari.

"Secara teori, ini ialah pelengkap untuk proses pertemuan yang akan digelar di Jenewa," kata Sam Heller, dari lembaga think-tank The Century Foundation.

"Tetapi praktiknya ini tampaknya seperti ajang untuk Turki, Rusia, dan lebih jauh untuk Iran, untuk hadir dalam pemahaman mereka sendiri," tegas Heller.

Seiring dengan pelaksanaan pertemuan damai Suriah, nasib para pengungsi asal Suriah di Yordania dan Libanon tetap terabaikan dan tidak menjadi bagian dalam pembicaraan.

"Saya tidak berpikir apa pun dari pembicaraan yang akan digelar pekan ini di Kazakhstan dan Swiss," kata Ahmad al-Khabouri, 32, pengungsi asal Suriah yang tinggal di kamp pengungsi di Yordania.

Khabouri yang meninggalkan Suriah bersama istri dan anak-anaknya pada 2014 itu sangat berharap bisa kembali pulang kampung ke Suriah pada suatu waktu. (AFP/Ths/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya