Trump Diharapkan Keluarkan Kebijakan Imigrasi Baru

Indah Hoesin
13/2/2017 18:03
Trump Diharapkan Keluarkan Kebijakan Imigrasi Baru
(AP/Manuel Balce Ceneta)

PRESIDEN Amerika Serikat, Donald Trump diharapkan memiliki upaya baru terkait imigrasi pada Senin (13/2) terutama setelah pejabat tinggi AS bersikeras untuk menghentikan larangan perjalanan yang dinilai kontroversial yang dikeluarkan oleh Trump.

Perintah eksekutif yang melarang warga negara dari tujuh negara mayoritas muslim tersebut kini tengah dibekukan oleh pengadilan banding federal hingga tinjauan hukum lebih lanjut.

Menurut pembantu presiden, Stephen Miller kepada Fox News Sunday, Trump tengah mempertimbangkan dan mengupayakan semua opsi. "Kami tengah memikirkan tindakan tambahan dan baru untuk memastikan imigrasi tidak menjadi kendaraan untuk menerima orang-orang yang berbahaya bagi negara dan nilai-nilai negara kita," ujar Miller.

Gedung Putih bisa mengajukan banding darurat ke Mahkamah Agung, membawa larangan tersebut ke pengadilan yang lebih rendah atau mengeluarkan perintah eksekutif baru. Opsi terakhir diberikan Trump pada Jumat (10/2).

Miller juga bersikeras bahwa Trump memiliki kekuasaan menahan beberapa orang untuk masuk ke AS. "Tidak ada hal seperti supremasi hukum. Apa yang dilakukan hakim adalah mengambil kekuasaan yang menjadi milik presiden AS," tambah Miller.

Permasalahan ini juga muncul ketika Trump bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, pada Senin (13/2). Trudeau sebelumnya telah mengatakan akan menyambut para pengungsi dan warga negara yang terkena larangan Trump untuk masuk ke Kanada.

Sementara itu sejumlah imigran mulai khawatir setelah selama seminggu terakhir, lembaga Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) melakukan penggerebekan di negara bagian termasuk Atlanta, Austin, Chicago, Los Angeles dan New York.

Seperti jemaat yang berkumpul pada Minggu (12/2) di Los Angeles, mereka tampak murung tanpa senyum. Beberapa bahkan memilih tidak hadir misa sama sekali.

"Ada rasa ketakutan yang mengerikan. Ini lebih dari yang bisa terasa. Ini terpancar, orang-orang ketakutan. Mereka hanya duduk dalam keheningan," ujar Fred Morris, seorang pastor di lingkungan yang mayoritas penduduknya Hispanik di Los Angeles.

Sejumlah imigran juga sekarang takut untuk membiarkan anak-anak mereka ke sekolah dan takut untuk pergi ke gereja, tempat kerja dan bahkan rumah sakit.

"Setiap kali sekelompok pria kulit putih dengan clipboard berjalan di lingkungan mereka, semua orang akan segera berjalan ke apartemen mereka dan mengunci pintu," ujar direktur Pusat Bantuan Hukum untuk program advokasi imigran di Virginia Utara, Simon Sandoval-Moshenberg.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya