Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
LOKASI wisata yang cantik, indah dan menawan bak tidak lagi terlihat daya tariknya jika sebuah persitiwa mengerikan pernah terjadi di sana.
Lihat saja Disneyland Paris. Taman bermain yang dibuka pertama kali pada 1992 itu adalah tempat wisata dengan jumlah pengunjung terbesar di dataran Eropa. Setidaknya hingga aksi terror mengerikan terjadi pada 2015 lalu.
Peristiwa yang menewaskan 153 orang itu membawa trauma mendalam. Ketakutan seakan enggan pergi dan masih menggelayuti lokasi-lokasi di seluruh penjuru kota.
Imbas pun berdampak ke Disneyland. Jumlah pengunjung tercatat menurun drastis.
Taman bermain yang diisi karakter-karakter Disney itu pada 2015 disambangi hingga 14,8 juta turis, namun, pada 2016, jumlahnya merosot menjadi 13,4 juta orang.
Tingkat penyewaan hotel di sekitar lokasi juga mengalami penurunan. Padahal, belum lama pada 2014, The Walt Disney Company baru saja mengeluarkan investasi tambahan sebesar €1 billion atau sekitar Rp14,6 triliun untuk menambah berbagai atraksi dan hotel dalam upaya mengangkat jumlah pengunjung.
“Teror November 2015 jelas telah memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja keuangan Disney. Itu adalah tantangan bagi kondisi bisnis di Eropa,” ujar Disney seperti dikutip CNN.
Melihat buruknya kondisi yang ada, perusahaan yang bergerak di bidang hiburan itu pun menaikkan total nilai saham di Euro Disney dari 76,7% menjadi 85,7%.
Bahkan, mereka juga telah mengajukan penawaran untuk membeli seluruh sisa saham dengan potensi nilai transaksi mencapai €356 juta atau sekitar Rp5 triliun. “Kami juga akan mengeluarkan €1.5 miliar lagi untuk memenuhi kebutuhan keuangan taman bermain itu.”
Di luar aksi terror, krisis keuangan yang terjadi di Eropa dalam beberapa waktu terakhir juga punya andil terhadap kemunduran yang terjadi di Disneyland Paris.
Data The United Nation World Tourism Organization, wisatawan asing yang berkunjung ke Prancis turun 5% pada sembilan bulan pertama 2016. Pengeluaran wisatawan di negara itu pun merosot hingga 6,6% di tahun tersebut.
Jika jumlah pelancong di Prancis terus menurun, bukan tidak mungkin status destinasi paling popular di dunia akan jatuh di genggaman Amerika Serikat yang saat ini bertengger di posisi kedua.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved