Perlawanan yang Membawa Berkah

07/2/2017 05:30
Perlawanan yang Membawa Berkah
(AP/LOS ANGELES TIMES/GENARO MOLINA)

PARA pendatang dari tujuh negara mayoritas muslim telah tertahan di sejumlah bandara di Amerika Serikat (AS).

Mereka tidak bisa pergi ke mana-mana dan diperlakukan tidak ubahnya para pesakitan selama beberapa hari.

Nasib buruk menimpa sejumlah orang asing setelah Presiden AS Donald Trump mengularkan perintah eksekutif.

Dalam kebijakan yang bernuansa islamofobia itu, 'Negeri Paman Sam' seakan menjadi wilayah terlarang dan haram bagi umat Islam.

Akan tetapi, angin segar bertiup dari hakim federal James Robart di Seattle, AS, pada Minggu (5/1) waktu setempat.

Robart menunda kebijakan larangan masuk warga dari tujuh negara mayoritas muslim untuk sementara.

Penundaan tersebut berlaku setelah pengadilan federal menolak melaksanakan kebijakan Trump.

Sejumlah maskapai penerbangan dunia pun masih mengizinkan warga dari tujuh negara muslim tetap dapat terbang ke 'Negeri Paman Sam'.

"Kegiatan berjalan seperti biasa," ujar Camile Mackler, petugas imigrasi di Bandara New York, AS.

Perlawanan dari hakim federal itu telah berbuah manis dan dikecap para pemegang visa dan pemilik green card (kartu hijau) dari Iran dan Irak.

Pasalnya, Irak dan Iran termasuk daftar negara yang warganya dilarang masuk ke AS atas perintah eksekutif Trump.

Fariba Tajrostami, 32, pelukis dari Iran, dapat melenggang tanpa hambatan melalui petugas imigrasi di Bandara Kennedy.

Tajrostami meneteskan air mata bahagia setelah mendapat izin masuk ke AS.

Ia pun disambut dengan dekapan hangat dari saudaranya yang telah menunggu di luar bandara.

"Saya sangat bahagia. Saya sudah tidak bertemu dengan kakak saya (yang tinggal di Amerika) selama sembilan tahun," ucap Tajrostami sambil menyeka air matanya.

Tajrostami terbang ke AS setelah transit di Turki, sepekan lalu.

Namun, saat itu, ia pesimistis mendapat izin masuk ke AS terkait dengan kebijakan Trump.

"Saya menangis dan sangat kecewa," kenang Tajrostami.

"Banyak hal yang dipikirkan saya. Apa yang harus saya lakukan? Saya sangat kecewa terhadap semuanya. Saya pikir ini akan berakhir sia-sia."

Ternyata dewi fortuna masih berpihak pada Tajrostami.

Ia dapat menginjak kakinya di 'Negeri Paman Sam'.

Kesempatan dia untuk menempuh pendidikan seni di AS akhirnya dapat diwujudkan.

Tidak hanya itu, Tajrostami juga dapat bertemu suaminya di Dallas, AS. Sang suami telah pindah ke AS sejak enam bulan lalu setelah mendapat green card untuk bekerja di sebuah diler kendaraan.

Nasib mujur juga dirasakan Sorena Behzadfar dari Iran.

Ia akhirnya dapat masuk ke AS dan merealisasikan impiannya untuk menikahi tunangannya, Mehza Azabadi, 29.

Sejak kebijakan Trump diterapkan, Departemen Luar Negeri AS mencatat bahwa permohonan visa dari 60 ribu warga dari Suriah, Irak, Iran, Sudan, Somalia, Libia, dan Sudan telah dibatalkan.

Di sisi lain, Trump sangat kecewa dengan sikap hakim federal, James Robart.

"Tidak bisa dipercaya seorang hakim berani menempatkan negara dalam bahaya. Jika sesuatu terjadi, salahkan dia dan sistem keadilan. Orang-orang (asing) berdatangan. Buruk!" kicau Trump di media sosial Twitter. (AP/Deri Dahuri/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya