Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam pengadilan federal pada Minggu (5/2) setelah upayanya untuk menerapkan larangan masuk bagi warga negara dari tujuh negara mayoritas muslim ditangguhkan.
Trump juga memperingatkan pengadilan yang menurutnya telah menempatkan 'Negeri Paman Sam' dalam posisi yang sangat berbahaya.
"Tidak bisa dipercaya, seorang hakim menempatkan negara kita dalam bahaya. Jika sesuatu terjadi, salahkan dia dan sistem pengadilan. Orang-orang terus berdatang-an. Buruk!," ungkap Trump melalui akun Twitter pribadinya.
"Saya telah menginstruksikan Kementerian Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security) untuk memeriksa orang-orang yang masuk ke negara kita dengan sangat teliti. Pengadilan telah membuat pekerjaan ini semakin sulit!" imbuh Presiden dari Partai Republik tersebut.
Masalah dimulai pada 27 Januari ketika Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang semua pengungsi serta wisatawan dari Iran, Irak, Libia, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman masuk ke AS.
Keputusan tersebut langsung memicu kehebohan di seluruh dunia yang mendorong sejumlah protes di kota-kota dan bandara di seluruh AS.
Pada Jumat (3/2) seorang hakim di Seattle, James Robart, menangguhkan larangan tersebut sambil menunggu pembahasan hukum yang lebih luas.
Sebaliknya, pemerintahan Trump segera mengajukan banding pada Sabtu (4/2) menuntut larangan kembali diberlakukan.
Namun, pada Minggu (5/2) peng-adilan AS menolak permintaan banding tersebut.
Dukungan untuk Trump
Masih terkait dengan kebijakan itu, pendukung Trump turun ke jalanan Manhattan di luar Trump Tower pada Minggu (5/2).
Kelompok pendukung Trump itu melakukan protes untuk pertama kali di kota yang sebagian besar warganya mendukung Partai Demokrat sejak Trump menjabat pada 20 Januari.
Mereka membawa spanduk besar bertuliskan 'Selamat Datang Era Trump!'.
Mereka juga mendesak semua warga AS untuk memberikan kesempatan bagi suksesor Barack Obama itu dan dukungan untuk perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump.
"Dia (Trump) telah menjabat kurang lebih tiga minggu. Dia (Trump) berhak mendapatkan sorotan adil dan untuk menjalankan pemerintahannya dengan cara yang dia inginkan," ujar Cindy Grosz, salah satu pendukung Trump.
Beberapa dari mereka mengenakan topi merah bertuliskan 'Membuat Amerika Hebat Kembali' sambil membawa bendera AS dan meneriakkan,
"USA!"
"Sangat penting untuk menunjukkan bahwa kita ingin menying-kirkan imigran ilegal dan kami ingin menyingkirkan imigran terutama dari Timur Tengah, para teroris," seru Adela Pisarevsky, seorang imigran dari Argentina yang juga pendukung Trump.
"Untuk pertama kalinya kita memiliki seorang presiden yang melakukan apa yang dia ingin lakukan dan bukannya menunggu untuk melihat apakah itu berhasil, mereka menganggunya. Mereka ingin dia (Trump) gagal. Saya sangat khawatir," tambahnya.
Pendukung Trump lainnya, Greg Drapkin, mengatakan dirinya benar-benar bersemangat untuk memberikan dukungan bagi Trump meskipun mengetahui mereka mungkin akan kalah jumlah dengan kelompok anti-Trump.
"Tidak ada yang salah dengan mengutamakan kepentingan AS, Banyak orang yang menyamakan itu dengan rasialisme atau diskriminasi, tapi tidak," ujarnya.
Di sisi lainnya, demonstran anti-Trump juga berkumpul menentang larangan Trump.
"Tidak ada larangan, tidak ada dinding, pengungsi diterima di sini!" teriak para pengunjuk rasa itu.
Sementara itu, polisi terus menjaga agar kedua kelompok tetap terpisah. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved