Israel Pastikan Bangun 3.000 Rumah

02/2/2017 04:50
Israel Pastikan Bangun 3.000 Rumah
(AP/SEBASTIAN SCHEINER)

ISRAEL mengumumkan rencana pembangunan 3.000 rumah baru bagi pemukim Yahudi di Tepi Barat, wilayah Palestina yang mereka duduki.

Ini merupakan keempat kalinya Israel mengumumkan dalam waktu kurang dari dua pekan sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjabat.

"Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk mengizinkan pembangunan 3.000 unit rumah baru di Yudea-Samaria," ujar pernyataan resmi Kementerian Pertahanan.

Mereka juga menyatakan sebanyak 2.000 unit rumah siap untuk dilempar ke pasar, sedangkan sisanya berada dalam berbagai tahap perencanaan.

"Kita berada di sebuah era baru tempat kehidupan di Yudea dan Samaria (Tepi Barat) kembali ke status asalnya," ujar Lieberman, yang telah lama juga tinggal di sebuah permukiman di Tepi Barat.

Pengumuman tersebut dikeluarkan ketika pasukan keamanan sedang bersiap mengusir pemukim garis keras dari pos permukiman liar sesuai dengan putusan pengadilan tinggi yang menetapkan bahwa rumah-rumah itu dibangun di atas tanah privat Palestina.

Beberapa jam setelahnya, puluhan petugas keamanan Israel menuju Pos Amona, sebelah timur laut Ramallah, markas Otoritas Palestina, dan menggusur pemukim di sana.

Ratusan simpatisan garis keras, yang selama ini telah melancarkan upaya menghambat militer, melakukan aksi bakar ban dan lempar batu di sekitar pos tersebut.

Anggota parlemen sayap kanan Moti Yogev, dari partai Jewish Home--bagian dari koalisi pemerintah Israel, menilai evakuasi Amona merupakan keputusan yang buruk, tetapi juga menyebut pengumuman pembangunan permukiman baru itu kompensasinya.

"Ya, Amona akan hancur, tetapi di balik Amona kita akan membangun 3.000 rumah baru."

Wartawan Al Jazeera Imran Khan, yang melaporkan dari desa Palestina Taibeh yang menghadap Amona, mengatakan pos permukiman dibangun secara ilegal di tanah milik pribadi warga Palestina.

"Hanya ada sekitar 40 rumah di sana, jadi ini adalah pos yang sangat kecil, tapi itu sangat berarti bagi komunitas Yahudi. Mereka mengatakan jika permukiman dievakuasi dan dihancurkan, itu menjadi preseden bahwa permukiman lainnya juga dihancurkan," ujar Khan.

Wilayah Palestina telah mereka duduki sejak 1967. Upaya memperluas zona permukiman di sana terhambat oleh pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama yang menentang kebijakan permukiman Tel Aviv.

Sejak pelantikan Trump, Israel telah menyetujui pembangunan 566 unit rumah di tiga wilayah permukiman di Jerusalem Timur dan mengumumkan pembangunan 2.502 lebih lainnya di Tepi Barat, dari total proyek 6.000 rumah.

"Kami sedang membangun dan kami akan terus membangun," kata Netanyahu, pekan lalu. (AFP/Al Jazeera/Hym/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya