Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Amerika Serikat (AS) mengutarakan niat untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia. AS juga menyampaikan niat untuk memberikan perlindungan bila Indonesia terkena imbas sengketa Laut China Selatan (LCS).
"Mereka (AS) punya kepentingan di LCS, Indonesia langsung berbatasan dengan daerah itu. Jadi, AS punya kepentingan untuk melindungi kita. Namun, Tiongkok juga teman baik kita," papar Luhut, kemarin, seusai disambangi Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan yang baru dilantik pada November 2016.
Luhut menegaskan Indonesia tidak akan bisa didikte negara mana pun, baik AS maupun Tiongkok, dalam menyikapi memanasnya situasi di LCS, yaitu AS dan Tiongkok kembali bertegang.
Donovan mengatakan LCS sangat berperan strategis bagi AS. Dia berharap sengketa wilayah di sana bisa diselesaikan dengan cara damai.
Terkait dengan kerja sama bilateral, Donovan meyakini investor AS masih sangat tertarik berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, kerja sama di bidang keamanan, perikanan, dan maritim bakal menjadi fokus kerja sama Indonesia-AS ke depan.
"Banyak hal kerja sama yang bisa ditingkatkan. Tadi kami bicara soal hubungan strategis, khususnya untuk mendukung tujuan utama Indonesia menjadi poros maritim. Kami bicara soal perikanan dan solusi maritim," tutur Donovan.
Luhut mengatakan AS melihat Indonesia sebagai negara ASEAN yang kuat dan salah satu ekonomi negara terbaik di dunia sehingga mereka ingin memperkuat hubungan. Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, pemerintah Indonesia dinilai perlu 'jemput bola' dalam membangun hubungan bilateral dengan AS. Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara Tirta Nugraha Mursitama mengatakan sikap pemerintah yang 'wait and see' dianggap terlalu lembek untuk politik internasional.
"Memang hampir semua pemimpin dunia termasuk Indonesia masih menunggu-nunggu akan seperti apa pemerintahan Trump ini. Namun, jangan juga terlalu lama dan tidak segera merumuskan apa-apa terkait dengan posisi hubungan bilateral," ujarnya dalam diskusi yang digelar Ikatan Alumni UI, di Jakarta, kemarin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved