Tampilkan Islam Ramah di Era Trump

MASYARAKAT Indonesia diimbau jangan merasa tersudut oleh komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Islam. Langkah yang tepat ialah mengirimkan pesan kepada Trump tentang Islam di Indonesia yang justru sejuk dan damai.

Pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah menyatakan hal itu terkait dengan pernyataan Trump yang cenderung menyudutkan Islam dan mengaitkannya dengan gerakan radikal atau terorisme.

Sejak masa kampanye, Trump yang menggantikan Barack Obama sebagai presiden pada Jumat (20/1) memang mengeluarkan pernyataan kontroversial seperti ingin mengusir imigran asing, berkampanye anti-Islam, dan melepas keanggotaan AS dari kesepakatan Trans-Pacific Partnership.

"Pada pidato sambutannya jelas sekali dia fokus pada Islam radikal, padahal dalam kajian sosiologi radikalisme itu ada di semua agama," tutur Reza saat berbicara dalam diskusi bertajuk Pelantikan Trump, Meneropong Implikasi terhadap Dunia, Kawasan, dan Indonesia, di Jakarta, kemarin.

Menurut Reza, Islam di Indonesia tentu berbeda warna dan karakter. "Ini tugas diplomasi pemerintah untuk memberikan pesan itu di samping pesan yang selalu menjadi brand Indonesia sebagai negara muslim terbesar, menganut sistem demokrasi dan multikulturalisme," ungkap Reza.

Sementara itu, di sisi ekonomi, dampak rencana Trump untuk mendorong pengusaha AS kembali membuka lapangan pekerjaan di AS dinilai tidak akan begitu signifikan bagi Indonesia.

Hal itu disebabkan kekuatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terletak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Iklim investasi di Indonesia sekarang ini sudah baik dan akan semakin baik. Ditambah lagi, kontribusi sektor mikro yang saya yakini akan terus meningkat," tandas Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja Dalam Negeri Adi Mahfudz kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal dalam siaran persnya memperkirakan AS akan tetap mengimpor produk-produk tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki dari negara berupah buruh murah seperti Vietnam dan Indonesia.

Trump telah menjalankan fungsi eksekutifnya kemarin dengan menandatangani perintah eksekutif untuk mengurangi 'beban ekonomi' dari undang-undang kesehatan atau Obamacare. (Arv/Fat/Ant/X-11)