Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
TIM Donald Trump dan Pemerintah Rusia membantah laporan yang menyebut sang presiden terpilih Amerika Serikat akan melakukan kunjungan pertama luar negeri ke Moskow untuk bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Juru bicara Trump, Hope Hicks, Minggu (15/1), menyebut laporan yang pertama kali dimuat surat kabar Inggris itu berita palsu.
Menurut kantor berita Rusia, RIA Novosti, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga membantah pertemuan tersebut. Sebelumnya, Sunday Times dengan mengutip pejabat Inggris tanpa nama, melaporkan Trump berencana melakukan pertemuan untuk memperbaiki hubungan dengan Kremlin di Reykjavik, Islandia.
Surat kabar tersebut mengatakan pertemuan Trump-Putin meniru pembicaraan di Reykjavik antara Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada 1986 di masa Perang Dingin.
Trump yang akan dilantik pada Jumat (20/1) juga dilaporkan akan mulai membahas kesepakatan pembatasan senjata nuklir sebagai bagian dari upaya mengatur ulang hubungan antara kedua negara.
Islandia yang disebut sebagai tempat pertemuan juga mengaku tidak mengetahui rencana tersebut. Namun, mereka mengindikasikan kesediaan untuk menjadi tuan rumah pertemuan itu.
"Pemerintah Islandia belum menerima permintaan yang berkaitan dengan itu. Jika pejabat AS meminta Islandia untuk mengatur pertemuan di Reykjavik, kami akan melihat ini secara positif," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Islandia Gudlaugur Thor Thordarson.
Sebelumnya, Trump berulang kali menyatakan kekagumannya terhadap Putin dan terlambat mengakui laporan intelijen AS terkait dengan campur tangan Rusia dalam pemilu pada November lalu.
Bahkan, sang presiden dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal mengisyaratkan kemungkinan AS mencabut sanksi yang dikenakan kepada Rusia atas tuduhan serangan siber jika 'Negeri Beruang Merah' itu membantu AS dalam kebijakan utama, seperti memerangi kelompok ekstremis.
Sementara itu, Kepala Badan Intelijen AS (CIA) John Brennan memperingatkan Trump untuk mengurangi sikap impulsif demi melindungi keamanan nasional.
"Saya pikir Trump harus sangat disiplin dalam apa yang akan dia sampaikan secara terbuka. Dia (Trump), dalam beberapa hari ke depan, akan menjadi orang yang paling kuat di dunia dan dia harus mengakui kata-katanya akan memiliki dampak," ujar Brennan. "Ini lebih dari sekadar tentang dirinya, ini tentang AS dan keamanan nasional," tambahnya.
Brennan juga mengatakan spontanitas Trump tidak akan melindungi kepentingan nasional AS sehingga sang presiden harus memahami implikasi setiap ucapannya. (AFP/Ihs/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved