Korban Banjir Malaysia Dihantui Penjarahan

Thomas Harming Suwarta
06/1/2017 10:23
Korban Banjir Malaysia Dihantui Penjarahan
(Kawasan kompleks Kantor Imigrasi dan Bea Cukai Malaysia terendam oleh banjir di Rantau Panjang dekat perbatasan dengan Thailand---AFP/STR/MALAYSIA OUT)

RIBUAN warga masih terdampar di pusat-pusat penampungan akibat banjir besar yang melanda wilayah timur laut Malaysia, Rabu (4/1). Di tengah bencana itu, warga di bagian Kelantan dan Trengganu juga mencemaskan penjarahan di rumah-rumah yang mereka tinggalkan.

Sampai kemarin (Kamis, 5/1), jumlah pengungsi di Negara Bagian Kelantan dan Trengganu mencapai 18 ribu orang. Jumlah pengungsi itu berkurang jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, 23 ribu orang.

Bencana banjir ini merupakan banjir musiman yang memukul negara-negara bagian di pantai timur Malaysia setiap tahun dan secara rutin menimbulkan evakuasi warga secara massal.

Sejauh ini para pengungsi tidak mengalami kekurangan bahan makanan; kecuali kekhawatiran tentang kesehatan karena kebersihan di tempat pengungsian yang tidak terjamin. Di tempat-tempat pengungsian, sampah terlihat berserakan di mana-mana.

Selain mengkhawatirkan kondisi kesehatan, para pengungsi cemas dengan pasokan air minum di wilayah mereka nantinya, termasuk hilangnya pendapatan karena aksi penjarahan.

Salah seorang pengungsi, Mohamad Nawi Che Mamat, 50, mengatakan ia harus menyeberang melewati banjir setiap hari dari pusat bantuan untuk memeriksa rumahnya dan memastikan rumahnya masih aman. "Saya tidak dapat bekerja dan sudah kehabisan uang," tutur Nawi yang sehari-hari bekerja sebagai sopir truk tersebut.

Sementara warga yang tinggal di pengungsian mencemaskan penjarahan, warga yang sudah kembali ke rumah frustrasi karena mereka belum menerima bantuan.

"Kami pendukung pemerintah, tapi kami belum menerima bantuan makanan dari pemerintah federal," kata Abdul Manan Mohamad, yang mengaku telah kehabisan uang untuk memberikan makan kepada istri dan empat anaknya.

Mazlina Abdul Rahman, seorang ibu, 49, berharap segera mendapatkan jatah makanan dan bantuan uang tunai dari pemerintah.

"Saya harus memberi makan empat anak saya. Saya kehabisan persediaan makanan dan tidak memiliki uang tunai karena anak sulung saya tidak dapat pergi bekerja karena banjir," katanya.

Dari pantauan udara, daerah yang terkena banjir, seperti di bagian Kota Bharu, menyerupai danau berlumpur. Hanya terlihat sedikit atap rumah di antara air yang sangat keruh.

Di Kelantan, anak-anak terlihat bermain di tengah genangan air banjir, sementara warga yang lain sibuk menyeberangi perairan yang dalamnya hampir mencapai 1 meter.

Zainuddin Hussin, Kepala Pasukan Departemen Sipil Kelantan, mengatakan bantuan kamar mandi untuk kebutuhan MCK masih sangat diharapkan.(AFP/Ths/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya