Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DYLANN Roof, pelaku penembakan di gereja warga kulit hitam di Charleston yang menewaskan sebilan orang menolak meminta maaf atas aksinya itu saat juri mempertimbangkan hukuman mati untuknya.
Juri federal yang memutuskan Roof bersalah atas 33 dakwaan pada bulan lalu terkait aksi penembakan pada Juni 2015 kini bertugas untuk memutuskan apakah Roof harus dihukum mati atau diganjar penjara seumur hidup.
"Tidak ada yang salah secara psikologis dengan saya," tegas Roof yang memutuskan mewakili dirinya sendiri, menolak nasehat dari kuasa hukum dan hakim yang memimpin persidangan.
Pernyataan Roof itu bertentangan dengan klaim kuasa hukumnya bahwa pria berusia 22 tahun itu tidak fit secara mental.
Jaksa mengawali sidang vonis Roof dengan membacakan surat yang disita dari sel Roof pada Agustus 2015.
"Saya ingin dengan jelas menegaskan bahwa saya tidak menyesali apa yang saya lakukan. Saya sama sekali tidak menyesal," ungkap Wakil Jaksa Amerika Serikat Nathan Williams saat membacakan surat itu.
"Saya tidak akan pernah menangisi orang tidak bersalah yang saya bunuh," imbuhnya.
"Saya hanya menyesalkan adanya anak-anak kulit putih tidak berdosa yang harus tinggal di negara sakit ini. Saya juga menyesalkan warga kulit putih tidak bersalah yang terbunuh setiap harinya oleh mereka dari ras yang lebih rendah," lanjut surat Roof.
Williams menegaskan aksi brutal Roof membuat dia layak dihukum mati.
"Dia membunuh sembilan orang. Hal itu sudah buruk. Hal itu semakin buruk karena alasan dia membunuh mereka. Dia membunuh mereka karena warna kulit mereka, karena dia menganggap mereka bukan manusia. Kasus ini juga semakin buruk karena dia merencanakan aski pembunuhan itu," tegas Williams. (AFP/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved