Kelompok IS Klaim Serangan Istanbul

Haufan Hasyim Salengke
03/1/2017 07:28
Kelompok IS Klaim Serangan Istanbul
(Ratusan orang membawa jenazah Yunus Gormek, 23, salah satu korban serangan bersenjata oleh pria berkostum ala Sinterklas di kelab malam Reina---AFP/BULENT KILIC)

DI tengah upaya perburuan terhadap pelaku penyerangan di kelab malam Reina di kawasan mewah Ortakoy, Istanbul, Turki, kelompok militan Islamic State (IS) mengklaim sebagai pelakunya.

Dalam sebuah pernyataan yang beredar di media sosial, IS kemarin mengklaim bahwa salah satu 'tentara' mereka telah melancarkan serangan di kelab yang populer di kalangan wisatawan asing itu.

Polisi antiteror Istanbul telah menangkap delapan orang terduga terkait dengan serangan teror yang terjadi pada malam Tahun Baru, Minggu (1/1) pukul 01.15 waktu setempat itu. Sejauh ini pelaku masih diyakini dalam pelarian.

Di sisi lain, harian Turki, Hurriyet, mengatakan penyidik percaya penyerang mungkin berasal dari negara-negara Asia Tengah seperti Kirgizstan atau Uzbekistan.

Penyidik juga mempertimbangkan kemungkinan pelaku terkait dengan jaringan pelaku tiga serangan bom bunuh diri dan penembakan di Bandara Ataturk, Istanbul, pada Juni 2016. Serangan yang dituduhkan pada IS itu menewaskan 47 orang.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menyebut serangan di Reina dimaksudkan untuk menciptakan kekacauan, kemarin menggelar rapat kabinet dalam merespons insiden berdarah itu. Sementara itu, Perdana Menteri Binali Yildirim membantah laporan penyerang mengenakan kostum Sinterklas.

"Serangan tersebut menyasar perdamaian Turki. Para pelaku berusaha mendestabilisasikan negara dan memicu kekacauan dengan mendemoralisasi rakyat lewat serangan itu," kata Erdogan.

Ia menambahkan, serangan di Istanbul jelas membuktikan teror tidak pandang bulu. Erdogan bersumpah untuk terus memerangi terorisme.

Korban serangan yang berjumlah 39 orang kini telah dikenali. Kantor berita pemerintah Anadolu mengatakan korban yang tewas termasuk seorang polisi.

Perinciannya 11 warga Turki dan 1 orang pemegang kewarganegaraan ganda Turki-Belgia, 7 warga Arab Saudi, 3 warga Libanon, 3 warga Irak, 2 warga Tunisia, 2 warga India, 2 warga Maroko, dan 2 warga Yordania.

Selain itu, Kuwait, Kanada, Israel, Suriah, dan Rusia kehilangan masing-masing satu warga mereka. Sementara itu, seorang korban lagi masih belum terindifikasi.(Hym/AFP/Ant/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya