Kalah Pemilu, Jammeh Tolak Mundur

03/1/2017 05:40
Kalah Pemilu, Jammeh Tolak Mundur
(AP/Jerome Delay)

PRESIDEN Gambia Yahya Jammeh menuduh organisasi Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (Ecowas) telah menyulut perang setelah menuntut dirinya untuk mundur pascakekalahannya dalam pemilihan presiden (pilpres).

"Ini merupakan deklarasi perang dan penghinaan atas konstitusi kami. Oleh karena itu, benar-benar tidak dapat diterima," ujar Jammeh dalam pidato perayaan Tahun Baru pada Sabtu (31/12) lalu.

"Sangat jelas bahwa kami siap untuk membela negara melawan agresi apa pun dan tidak akan ada kompromi dalam hal ini," tegas Jammeh.

Jammeh mengatakan keputusan pertemuan tingkat tinggi Ecowas tidak sah dan melanggar prinsip nonintervensi urusan dalam negara anggotanya.

Pada bulan lalu, para pemimpin kawasan telah memperingatkan bahwa 15 negara anggota Ecowas akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menegakkan hasil pemilu tersebut.

Sebelumnya dalam pemilihan presiden Gambia yang digelar pada 1 Desember lalu, pemimpin oposisi, Adama Barrow, mendapat suara terbanyak.

Barrow berhak menjadi presiden dan Jammeh yang berkuasa selama 22 tahun harus mengakui kekalahannya.

Namun, seminggu kemudian, Jammeh mengubah keputusannya dengan mengatakan telah terjadi kesalahan dan kecurangan yang tidak bisa diterima komisi pemilu.

Jammeh pun kemudian menyerukan digelar pemilihan presiden ulang.

Partai politik pengusung Jammeh juga mengajukan protes hukum terhadap Komisi Independen Pemilu (IEC).

Namun, pengadilan tinggi Gambia mengatakan telah menangguhkan kasus yang diajukan Jammeh untuk membatalkan hasil pemilu hingga 10 Januari mendatang.

Gedung IEC sempat disegel dan dilarang dimasuki pasukan keamanan pada 13 Desember lalu.

Pada hari yang sama, unjuk rasa yang menolak keinginan Jammeh memarak.

Akhirnya Gedung IEC kembali dibuka pada Kamis (29/12) lalu.

Sikap Jammeh telah memicu kekhawatiran internasional terkait dengan masa depan negara kecil di Afrika Barat tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyeru agar Jammeh mundur sehingga Barrow bisa resmi menjabat pada 19 Januari.

Presiden terpilih Gambia, Barrow, meminta Jammeh mengundurkan diri dari jabatan presiden.

Ia meminta Jammeh mengalihkan kekuasaan secara damai sebagaimana kolonial Inggris.

Dalam pesan perayaan Natal, presiden terpilih, Barrow, mengatakan rakyat Gambia harus bebas dari ancaman kekerasan. (AFP/Ihs/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya