Putin Tolak Balas Aksi AS

Indah Hoesin
31/12/2016 09:36
Putin Tolak Balas Aksi AS
(AP/Dmitri Lovetsky)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin memutuskan tidak akan mengusir 35 diplomat Amerika Serikat (AS) untuk membalas langkah Presiden Barack Obama yang mengeluarkan sanksi tegas kepada mereka.

"Kami tidak akan membuat masalah untuk diplomat Amerika. Kami tidak akan mengusir siapa pun," ujar Putin, kemarin.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pun sempat mengatakan pihaknya telah meminta presiden untuk mengusir 31 pejabat kedubes dan 4 pejabat konsulat AS.

"Kami tentu saja tidak bisa membiarkan aksi ini tak terbalas. Resiprokatif ialah hukum dalam diplomasi dan hubungan internasional," ujar Lavrov sebelum Putin memutuskan sebaliknya.

Obama telah menjatuhkan sanksi terhadap dua badan intelijen dan mengusir 35 agen Rusia dari AS pada Kamis (29/12) lalu. Sanksi tersebut diberikan sebagai balasan terhadap Moskow yang dituduh ikut campur dalam pemilihan umum (pemilu) Presiden AS.

"Saya telah memerintahkan sejumlah tindakan dalam menanggapi pelecehan yang dilakukan Rusia terhadap pejabat AS dan operasi siber pada pemilu AS," ujar Obama.

Pascatuduhan tersebut, Rusia dengan cepat membantah dan berjanji memberikan tindakan pembalasan. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan balasan itu akan sesuai dengan prinsip timbal balik.

Dia pun menuding pemerintah Obama mencoba untuk menghancurkan hubungan AS-Rusia yang memang sudah memburuk.

Sanksi AS
Dua badan intelijen Rusia yang dijuluki 'Grizzly Steppe' oleh pejabat AS, yakni Dinas Keamanan Federal (Federalnaya Sluzhba Bezopasnosti atau FSB) dan Glavnoe Razedyvatelnoe Upravelenie (GRU), telah dijatuhi sanksi. Empat agen GRU, termasuk Kepala GRU Igor Korobov pun, tidak terkecuali.

Selain itu, 35 agen intelijen Rusia yang berbasis di kedutaan Rusia di Washington dan konsulat di San Francisco dinyatakan 'persona nongrata' dan diperintahkan meninggalkan AS dalam waktu 72 jam.

"Tindakan ini lanjutan dari peringatan pribadi dan publik yang telah kita keluarkan untuk Rusia serta sebagai respons penting atas upaya mereka membahayakan kepentingan AS yang melanggar norma-norma internasional," tuturnya.

AS juga menutup dua rumah musim panas milik Rusia di New York dan Maryland. Rumah megah berisi koleksi porselen dari Jerman dan Hongaria tersebut dituding telah menjadi tempat kegiatan intelijen berlangsung.

Kementerian Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi pembekuan aset terhadap dua orang Rusia, Evgeniy Bogachev dan Aleksey Belan, karena tuduhan terlibat dalam kegiatan siber berbahaya.

"AS serta para kawan dan sekutu di dunia harus bekerja sama menentang upaya Rusia untuk melemahkan norma internasional dan mengganggu pemerintahan yang demokratis," lanjut Obama.

Obama juga dengan sangat tegas mengatakan semua orang AS harus khawatir akan tindakan Rusia.

AS pertama kali melayangkan tuduhan kepada Rusia setelah badan intelijen tiga pada pekan lalu menyimpulkan peretasan surel pribadi staf Hillary Clinton dan Partai Demokrat diperintahkan Kremlin dan dirancang untuk mendukung Donald Trump sebagai Presiden AS. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya